Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Kata-kata Nicky Hayden (2)

Kompas.com - 23/05/2017, 20:14 WIB

KOMPAS.COM - Juara Dunia MotoGP 2006, Nicky Hayden (Amerika Serikat), meninggal dunia pada usia 35 tahun, Senin (22/5/2017). Hayden meninggal setelah lima hari dirawat di Rumah Sakit Bufalini di Cesena, Italia.

Hayden mengalami kecelakan parah saat bersepeda di daerah Rimini, Italia, Rabu (18/5/2017).

Dia tertabrak sebuah mobil dan dikabarkan mengalami cedera serius di bagian kepala dan dada. Dia tidak pernah sadar hingga meninggal dunia.

Motogp.com merangkum beberapa hasil wawancara mereka dengan pebalap yang dikenal sangat baik dan ramah tersebut. Berikut beberapa di antaranya.

Hijrah ke MotoGP...

"Kepindahan saya ke MotoGP merupakan langkah besar. Saya pindah dari balapan AMA (di AS) dan saya datang dari keluarga besar, dari Kentucky, kota kecil. Saya tumbuh dengan berbagi kamar bersama saudara laki-laki saya. Ketika itu saya seperti tersesat. Saya masih anak-anak dan masih sangat bergaya balap dirt track, lalu harus terjun ke dunia yang sangat baru dan saya harus banyak berlajar.

Dan jika mau jujur, langkah yang saya ambil lebih besar dari yang saya pikirkan sebelumnya. Bukan hanya bahwa saya harus belajar memakai motor baru, tim baru, soal balapannya, tetapi saya juga harus belajar soal kultur, perjalanan, dan itu merupakan air yang dalam dan tidak mudah pada awalnya. Namun, untungnya saya mendapatkan motor yang bagus -itu sangat menolong- dan saya bisa mendapatkan hasil yang bagus.

Saya bisa menjadi Rookie of The Year pada 2003, mengalahkan (Troy) Bayliss dan Colin (Edwards). Itu merupakan lembah yang curam untuk belajar, tetapi saya belajar untuk berenang dengan cepat supaya bisa bertahan.


Pebalap Grand Prix dari Amerika...

"Saya tidak ingin mengatakan bahwa pebalap Amerika memiliki kesulitan lebih. Tentu saja, ada kalanya, menjadi orang Amerika bisa membantu. Namum, menurut saya, lebih mudah bagi pebalap dari Eropa, sudah pasti. Pebalap dari luar (Eropa), dari Amerika, Australia, atau yang lainnya, mengalami kesulitan lebih karena jauh dari rumah, ini yang harus benar-benar kamu pelajari.

Bukan hanya soal belajar mengenali lintasan, karena lintasannya benar-benar berbeda (antara di Eropa dan Amerika). Lintasan di Amerika dibuat lebih untuk balapan mobil. Beberapa di antaranya berada di sirkuit oval, seperti Sirkuit Daytona, yang membuat lintasan jadi lebih sempit, dan kamu tidak bisa melihat tikungannya. Jadi, ketika itu saya tidak hanya belajar soal layout, saya harus belajar semua tetang tipe-tipe lintasan."


Kemenangan pertama di MotoGP

"(GP AS) di Sirkuit Laguna Seca 2005 seperti sebuah mimpi buat saya karena semua berjalan sempurna. Balapan tidak selalu berjalan seperti di mimpi. Normalnya, saat akhir pekan kamu harus bekerja, kamu mencoba sesuatu dengan motor. Terkadang, mungkin motor sedikit lebih baik saat pengereman, tetapi tidak terlalu bagus saat keluar tikungan. Itu soal kompromi, tetapi minggu itu (ketika menang), semua sempurna.

Motor, sejak latihan bebas sudah berfungsi baik. Semua perubahan yang kami lakukan membuat motor semakin lebih baik. Setiap waktu putaran muncul, saya ingat ketika memimpin balapan, dan saya penasaran. Keluar dari tikungan 3, saya melihat ke menara saat balapan, dan saya sedang memimpin balapan. Saya harus fokus. Pikiran saya tenang. Saya juga melihat siapa yang ada di posisi kedua, ketiga, dan yang lainnya.

Saya mendapatkan pole position, mencatat putaran tercepat saat balapan, dan memenangi balapan. Lagu kebangsaan berkumandang, lalu saya memacu motor bersama ayah saya, itu seperti dongeng. Pada hari itu, saya merasa tak terkalahkan."


Menjadi juara dunia pda 2006...

"Bicara soal musim 2006, balapan di Laguna Seca tahun itu benar-benar kebalikan (dari 2005, meskipun tetap menang). Akhir pekan itu sangat sulit, saya merasakan banyak tekanan dan saya start dari posisi keenam. Ketika itu sangat panas, tahun itu merupakan rekor panas tertinggi, dan saya tidak bisa menyelesaikan balapan lebih cepat.

Membandingkannya dengan (balapan di Laguna Seca pada) 2005, saya rasa saya bisa finis tiga atau empat atau lima detik lebih cepat jika mau. Namun, balapan di sana pada 2006 ternyata jauh lebih sulit.

Apa yang saya ingat tahun itu adalah ketika keluar dari tikungan terakhir Sirkuit Valencia (seri terakhir) dan menyadari bahwa mimpi saya menjadi juara dunia di level balapan tertinggi akhirnya menjadi kenyataan dan itu sangat spesial."


Lebih spesial karena mengalahkan Valentino Rossi...

"Tentu saja. Saya sangat menghormati Valentino Rossi. Dia adalah satu-satunya, menurut saya, yang punya banyak andil, dalam hidupmu, untuk MotoGP, dan membawanya ke level yang seperti sekarang. Bisa mengalahkan dia tahun itu (2006), tidaklah mudah. Bisa mengalahkan dia membuat gelar itu menjadi lebih spesial.

Balapan seri terakhir 2006 di Valencia...

"Pada GP Portugal (seri sebelum GP Valencia), ketika saya berada di gravel (setelah terjatuh saat balapan), saya sempat berpikir bahwa gelar juara dunia lepas dari genggaman saya. Kamu tidak akan pernah tahu berapa kali akan mendapatkan kesempatan seperti itu dalam hidup. Saya tidak menyerah, dan setelah balapan (GP Portugal), mungkin satu jam sesudahnya, saya mulai berpikir hanya tentang Valencia.

Saya melihat poin di klasemen dan menyadari bahwa masih ada peluang. Saya tahu Sirkuit Valencia merupakan trek kecil, banyak pebalap yang sangat cepat di sana. Mungkin, itu bukan trek terbaik buat Valentino, ketika itu. Saya, entah bagaimana, selalu yakin bahwa saya masih akan menjadi juara dunia.

Tidak banyak orang di luar tim saya atau keluarga saya yang memberi kesempatan. Sepanjang musim itu, saya yakin itu akan menjadi tahun saya. Dan itu yang selalu saya katakan, bahwa ini akan jadi tahun saya.

Saya katakan bahwa momen itu buat saya merupakan sesuatu yang memang menjadi tujuan hidup saya. Saya merasa keluarga saya menang juga, kami menang bersama-sama, karena orangtua saya, saudara-saudara saya sudah berkorban sangat banyak untuk mendapatkan kesempatan ini saat masih muda, dan saya merasa kami telah menang."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com