Berawal dari beli kopi di warung
Bakat Suci pertama kali diketahui oleh Hamdan Sayuti, pelari profesional asal Sumatera Barat yang pernah masuk pelatnas untuk SEA Games 2015 di Singapura.
Hamdan yang turut hadir di Stadion Atletik Rawamangun, berbincang-bincang dengan KOMPAS.com soal pertemuan pertamanya dengan Suci.
Awalnya, Hamdan melihat Suci ketika sang bocah sedang disuruh oleh ayahnya membeli kopi sachet di sebuah warung di dekat rumahnya.
Setelah selesai membeli kopi, Suci kemudian berlari kencang menuju rumahnya.
"Waktu itu saya terkejut. Cara Suci berlari dari warung ke rumahnya seperti layaknya atlet lari Afrika," kata Hamdan.
Sejak itulah, Suci rutin diajak berlatih oleh Hamdan. Semuanya dilakukan dalam keadaan serba terbatas karena tak tersedianya lapangan di dekat rumah Suci.
Suci berasal dari keluarga yang sederhana. Menurut penuturan Hamdan, orangtua Suci bekerja sebagai petani kebun karet dan terkadang kerja serabutan. Mereka tinggal di sebuah rumah sempit berbahan baku seng.
Kendati demikian, berbagai keterbatasan tak menghalangi cita-cita Suci untuk menjadi atlet profesional.
"Saya pengin menjadi seperti Bang Hamdan. Apalagi lari itu hobi saya," kata Suci dengan logat bahasa Minang yang masih kental.
Sebelum mewakili Sumatera Barat pada Kejurnas Atletik U-18 dan U-20, Suci pernah mengikuti sejumlah ajang lomba lari di kampung halamannya.
Ia pernah menjadi juara pada lomba lari 10 K tingkat pelajar di Kabupaten Sijunjung dan berpartisipasi pada kejuaraan tingkat daerah.
Dari berbagai lomba yang diikuti, Suci memperoleh hadiah uang jutaan rupiah. Orangtuanya pun bangga sehingga mendukung penuh keinginan sang anak untuk menjadi pelari.
Jika ulet dan tekun, Suci tentu berpeluang menjadi salah satu pelari terbaik nasional pada masa mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.