Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet Jangan Sembarangan Minum Jamu

Kompas.com - 17/02/2017, 22:15 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Menpora Imam Nahrawi berharap Indonesia segara memiliki lab doping untuk mencegah merajalelanya penggunaan asupan terlarang dalam olahraga.

Menpora Imam Nahrawi didampingi Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot S. Dewa Broto, Plt. Deputi Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdullah dan Staf Khusus Olahraga Taufik Hidayat menerima audiensi Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) Zaini Kadhafi Saragih yang hadir bersama Sekretaris Umum Arie Sutopo, Dewan Pembina James Tangkudung, Misbahul Munir, Syaifuddin Munis, dan Wakil Sekretaris Suyadi Pawiro di ruang kerjanya lantai 10 Kantor Menpora Senayan, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Ketua LADI Zaini Kadhafi Saragih menyampaikan sebanyak 14 atlet PON XIX dan Peparnas XV Jawa Barat positif mengonsumsi doping. "Dua dari Peparnas dan dua belas dari atlet PON, berdasarkan hasil temuan di lab dan wawancara atlet Peparnas bersangkutan sepertinya mereka minum jamu dan bukan disengaja untuk doping, tetapi di dalam jamunya ada unsur yang termasuk di kategori doping," urai Zaini.

"Jika dari lab positif doping maka ada dua efek, yakni status juaranya, bonus dan lain sebagainya langsung dicabut, terkecuali di pemeriksaan kedua negatif. Hukuman selanjutnya yakni maksimal dua tahun tidak boleh mengikuti kejuaraan resmi bukan seumur hidup, seumur hidup jika dokter timnya ikut terlibat," lanjutnya.

Zaini melanjutkan, dari empat atlet positif doping, tujuh di antaranya siap mengakui, ketujuh sisanya meminta untuk periksa sampel kedua (sample B). Kedua sampel itu (sampel A dan B) langsung dikirim ke India untuk dicek, biaya ditanggung atlet sekitar Rp 3 juta.

LADI mengakui masih kurangnya sosialisasi tentang doping, sedangkan banyak atlet yang keluar masuk baru, berganti, di daerah, dan lain faktor sebagainya. "Di LADI itu sebenarnya memang harus terus sosialisasi dan edukasi di samping daftar obat setiap tahun berubah, jadi setiap akhir tahun Badan Antidoping Dunia (WADA) mengeluarkan list baru dan kita harusnya terus sosialisasi," ujarnya.

Menanggapi hal ini, Menpora mengatakan kepada mereka yang mengakui kesalahan sebaiknya pemberitaannya kita minimalisasi karena banyak faktor, seperti keluarga pasti secara psikologis tertekan, PB, dan timnya juga. "Bagaimana nanti pengemasannya ke publik jangan sampai terkesan masih gencar, toh mereka sudah mengakui kesalahannya," tegas Menpora.

"Ke depan setiap atlet dan pelatih harus di-warning dari awal untuk tidak mengkonsumsi obat apapun, jamu apa pun terkecuali atas rekomendasi dokter di semua multievent dan single even," lanjutnya. Menpora berharap momentum PON Jawa Barat dapat dijadikan pembelajaran terkait doping. "Pendidikan anti-doping harus dimulai dari usia dini," tegasnya.

Menpora berharap pada tahun yang akan datang Indonesia dapat memulai agar memiliki lab doping sendiri terlebih Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 mendatang.

"Mohon nanti dimaksimalkan dengan dikoordinasikan dari sekarang melalui Corcom, lewat OCA dan lain sebagainya, kita harus memanfaatkan peluang, harus punya lab, saya akan support, dorong baik sarana dan prasarananya, khususnya saat Asian Games 2018, Presiden pun berulang-ulang mengatakan hal semacam itu dan itu butuh kerja keras kita, silakan dilanjutkan penyelesaian ke empat belas atlet itu," ujar Menpora.

Pada kesempatan terpisah, Zaini menyebutkan sudah saatnya atlet maupun pembina seperti pelatih  sadar dengan risiko ketidakpahaman soal doping ini akan berisiko tinggi buat kelanjutan masa depan atlet. "Apalagi menghadapi SEA Games dan Asian Games ini. Kalau sampai terdeteksi menggunakan doping kan akan membuat malu negara," kata Zaini di Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Sementara untuk beberapa kasus, ia juga berharap kesadaran ini juga ada pada orang-orang terdekat atlet, termasuk orang tua. "Terkadang secara sengaja atau tidak sengaja, orang tua memberikan asupan tambahan yang dianggap dapat menunjang performa anaknya sebagai atlet. Tanpa pemahaman yang lengkap soal ini, tindakan ini memang berisiko tinggi," lanjutnya. Asupan berisiko tinggi itu juga termasuk beberapa jenis jamu atau pun obat-obat tradisional China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com