Sebagai pembawa obor terakhir, mereka berdua bergerak menuju kaldron, dengan posisi Deden mendorong kursi roda yang dinaiki Joko.
Ketika sampai di hadapan kaldron, terjadi dialog yang mengharukan, mengingat mereka harus meniti tangga sampai puncak untuk menyalakan api.
Kedua atlet Jawa Barat ini memutuskan untuk saling bahu-membahu agar bisa meniti anak tangga tersebut. Joko akhirnya digendong sambil memandu Deden yang tak bisa melihat, tetapi memiliki fisik yang sempurna.
Kerja sama Joko dan Deden membuahkan hasil. Keduanya berhasil mencapai puncak tangga dan Joko yang membawa obor langsung menyalakan api kaldron dengan disambut tepuk tangan satu stadion.
Saking harunya, tidak sedikit pengunjung menitikkan air mata.
Ketua PB PON dan Peparnas 2016 Ahmad Heryawan mengaku sangat terkesan dengan prosesi penyalaan api kaldron Peparnas ini. Ia tidak menyangka bahwa api itu dilakukan oleh dua orang yang memiliki keterbatasan fisik.
"Tadi saya sangat terkejut sekaligus takjub. Meskipun sederhana, tetapi sangat dramatis dan mengharukan,” ucap Heryawan.
Menurut dia, prosesi tersebut mengandung makna sangat dalam bagi manusia bahwa dengan kerja sama dan penuh keyakinan, keterbatasan bukan halangan untuk mencapai keberhasilan. (Budi Kresnadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.