Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnubrata
Assistant Managing Editor Kompas.com.

Wartawan, penggemar olahraga, penyuka seni dan kebudayaan, pecinta keluarga

Hidup Itu Perlu Nyali Kawan!

Kompas.com - 11/05/2016, 07:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Floyd Mayweather, misalnya, banyak dicemooh karena dianggap takut bertanding dengan lawan yang tangguh. Di masa mudanya, Mayweather sebenarnya menghadapi banyak petinju hebat, termasuk mengalahkan Oscar de la Hoya.

Namun, setelah memegang sabuk juara dan memiliki rekor tak terkalahkan, ia seakan tak ingin bertanding dengan orang yang bisa menumbangkan rekornya.

Benar bahwa ia akhirnya melakukan pertandingan dengan nama besar, seperti Shane Mosley, Miguel Cotto, dan Manny Pacquiao. Namun, kritikus menyebut, nama Mayweather akan lebih harum bila pertandingan itu dilaksanakan lima tahun lebih awal, di masa petinju-petinju itu berada dalam kondisi terbaiknya.

Kondisi serupa sebenarnya juga terjadi pada Canelo Alvarez, yang menumbangkan Amir Khan. Canelo sudah lama diincar petinju Kazakhstan, Gennady Golovkin alias GGG. Namun, ia memilih menghadapi Khan terlebih dahulu.

Menurut promotor Oscar de la Hoya, ini bukan karena Canelo takut, tetapi lebih pada perhitungan bisnis dan strategi. De la Hoya tentu tak ingin mesin uangnya kalah dan berhenti memberi keuntungan.

Canelo Alvarez sendiri membantah dirinya takut dan selalu menghindari pertemuan dengan Golovkin yang dikenal memiliki pukulan keras. "Orang-orang bilang saya takut, tetapi saya siap menghadapi siapa pun,” kata Alvarez.

Namun, toh keberanian itu harus dibuktikan. “Sekarang giliran Canelo membuktikan diri dengan melawan GGG. Saya sudah menunjukkan nyali dengan naik ring melawannya,” ujar Amir Khan beberapa saat setelah dipukul KO.

Keberanian dan nyali memang menjadi modal utama seorang petinju. Keberanian juga diperlukan untuk bertahan hidup dan menjadi orang yang lebih baik.

Sayang, keberanian sering disalahartikan dengan tindakan ugal-ugalan dan sok jagoan. Menggunakan narkoba dianggap berani, memerkosa dipikir hebat, berdemonstrasi di KPK sambil melakukan vandalisme dirasa gagah, belum lagi tawuran antargeng yang dinilai sebagai perbuatan jantan.

Saya tidak tahu apakah para remaja yang menaiki patung pahlawan dan mengunggahnya ke media sosial merasa dirinya sebagai pemberani atau sekadar naïf.

Nah, kembali ke petinju yang pilih-pilih lawan, setelah saya renungkan, barangkali itu memang strategi yang ampuh untuk tetap bergelar juara. Bahwa orang-orang lalu menganggapnya bukan sebagai juara sejati, itu bukan urusannya. Toh yang penting uang mengalir.

Soal pilih-pilih lawan, khayalan saya tiba-tiba membandingkan penggusuran Kalijodo dengan Dadap. Mengapa waktu Kalijodo digusur, komennya sengit-sengit ya? Sementara rencana penertiban di Dadap kurang diminati para pengamat, setidaknya di halaman media sosial saya.

Juga soal reklamasi pantai antara Jakarta dengan Tangerang dan daerah lain.

Bisa jadi karena yang satu berlokasi di Jakarta dan lainnya di Tangerang. Atau mungkin karena yang satu musuhnya Ahok, sedangkan yang lainnya “bukan” Ahok?

Ah sudahlah, barangkali saya yang terlalu kelewatan berandai-andai. Lagi pula, di awal saya ingin menulis soal nyali, bukan membahas mereka yang pilih-pilih lawan….

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Internasional
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Internasional
Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com