Pertarungan terakhir Leonard adalah ketika dikalahkan petinju Puerto Riko, Hektor Camacho.
Leonard yang saat itu berusia 40 tahun, akhirnya kalah KO untuk pertama kalinya, setelah dijatuhkan Camacho pada ronde kelima.
Sepanjang kariernya, Leonard pernah meraih gelar di lima divisi berat yang berbeda: welter, menengah ringan, menengah, menengah super, dan berat ringan.
Selain itu, petinju dengan gaya ortodoks ini juga menjadi petinju pertama yang sukses meraih bayaran sebanyak 100 juta dollar AS, sebelum diikuti oleh Oscar de La Hoya dan Floyd Mayweather Jr.
Mantan petinju kelas berat, George Foreman, menganggap Leonard sebagai salah satu dari 10 juara dunia tinju terbaik.
“Ray Leonard dapat meniru Jersey Joe Walcott (juara kelas berat era 50-an), menggerakkan kakinya seperti Muhammad Ali, melontarkan jab seperti Sugar Ray Robinson, dan cerdik seperti Willie Pep (juara dunia kelas bulu tahun 40-an). Namun dia juga bisa tetap menjadi dirinya, seperti macan,” kata Foreman.
Menurut Leonard, setiap manusia bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya asalkan mau melakukannya.
“Orang bisa melakukan lebih dari yang mereka percaya dapat lakukan. Anda harus didorong, memang terasa sakit. Namun itu sebanding nilainya, dan itu merupakan hal yang baik,” kata Leonard.
Pelecehan seksual dan ketergantungan narkoba
Pada tahun 2009, Leonard bersama istri keduanya, Bernadette Robi, membentuk Yayasan Sugar Ray Leonard, untuk membantu penelitian dan memberikan kesadaran untuk para anak-anak yang mengidap penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Leonard juga beberapa kali membintangi beberapa serial televisi, termasuk menjadi Cameo di film The Fighter tahun 2010.
Film tersebut menceritakan tentang petinju Micky Ward dan kakaknya, Dicky Eklund, yang pernah bertarung dengan Leonard di tahun 1978.
Pada Juni 2011, Leonard mengeluarkan Autobiografi berjudul “The Big Fight: My Life in and out of the Ring”.
Diceritakan Leonard sempat mengalami pelecehan seksual oleh salah satu pelatih tim tinju Olimpiade Amerika Serikat. Leonard tidak menyebut siapa nama pelatih tersebut.
Buku tersebut juga menceritakan kisah Leonard yang nyaris tenggelam di sungai waktu masih kecil, juga pengalamannya menjadi ayah di usia 17 tahun.
Leonard juga menceritakan kehidupannya kala ketergantungan narkoba dan alkohol.
“Saya merasa terpukul ketika melihat wajah sendiri di cermin. Apa yang telah saya lakukan selama ini? Ini adalah langkah salah, ini betul-betul satu kebodohan,” ucap Leonard. (Thomas Rizal)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.