Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asian Games 2018, Apa Maumu Indonesiaku?

Kompas.com - 02/03/2016, 20:00 WIB


Oleh: Fritz E Simandjuntak

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah peristiwa olahraga sekelas Asian Games, Piala Dunia Sepak Bola atau Olimpiade tentu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh negara dan kota penyelenggara. Baik itu untuk peningkatan prestasi, pemasyarakatan olahraga, maupun pertumbuhan ekonomi dan reputasi negara/kota tersebut.

Lihat saja Amerika Serikat ketika berjuang keras menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola 1994. Sebagai tuan rumah tim AS langsung bisa lolos dari kualifikasi. Seusai Piala Dunia 1994, popularitas sepak bola di AS meningkat. Bahkan, tim putra AS selalu lolos ke putaran final. Bahkan, tim putri AS tiga kali Juara Dunia dan empat kali meraih medali emas Olimpiade.

Bagaimana dengan Indonesia dengan Asian Games 2018? Apa hasil maksimal yang kita harapkan peroleh dari peristiwa tersebut? Ada baiknya kita gunakan konsep PEST (Political, Economy, Social, Technology) yang sering digunakan negara penyelenggara di olahraga dalam proses persiapannya.

Saat Bung Karno memutuskan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962, kekuasaan dan reputasi politik Soekarno sangat kuat. Momen olahraga ini bahkan ingin dijadikan sukses politik kedua di Asia setelah 1955 sukses sebagai tuan rumah KAA di Bandung.

Sementara Jokowi dan kabinetnya pada 2018, mungkin sudah mulai memiliki agenda untuk pemilihan umum dan Presiden 2019. Dalam sistem politik demokrasi terbuka saat ini, DPR atau menteri-menteri yang berasal dari partai politik, bisa juga memanfaatkan Asian Games 2018 sebagai panggung politik.

Akibatnya, kebijakan populis tanpa arah jelas, bisa saja terjadi. Mulai dari kepala daerah, menteri, wakil rakyat ataupun senator-senator, semua merancang program terpisah untuk Asian Games 2018.

Belum dirumuskan

Yang hingga saat ini kita sayangkan adalah pemerintahan Jokowi belum merumuskan manfaat strategis ekonomi dari Asian Games 2018 untuk Indonesia, Jakarta, dan Palembang.

Ini sangat berbeda dengan Korea Selatan dan juga Tiongkok. Di Korsel, baik Busan yang tuan rumah AG 2002, maupun Incheon yang tuan rumah AG 2014 adalah fokus utama pembangunan kawasan ekonomi khusus di Korea Selatan. Melalui penyelenggara Asian Games, Korsel mempercepat pembangunan di dua kota tersebut dari sisi ekonomi.

Hal yang sama dilakukan Tiongkok, sebagai tuan rumah AG 1990 di Beijing, 2010 di Guangzhou, dan 2022 di Hangzhou. Kita semua tahu bagaimana cepatnya perkembangan infrastruktur dan ekonomi di kota Beijing dan Guangzhou.

Lalu apa yang akan didapat secara ekonomis untuk Jakarta dan Palembang? Tidak akan ada pembangunan infrastruktur besar-besaran seperti yang dilakukan Bung Karno saat membangun Kompleks Olahraga Senayan, yang kini bernama Kompleks Gelora Bung Karno.

Indonesia, meskipun saat ini termasuk negara G-20, hanya akan merenovasi stadion yang telah dibangun Bung Karno lebih dari 50 tahun lalu itu. Tiada lagi pembangunan permukiman seperti Tebet, Kebayoran Lama sebagai relokasi sekitar 60.000 warga untuk Senayan.

Kemudian, faktor sosial. Karena masyarakat Jakarta dan Palembang sudah terbiasa menjadi tuan rumah, baik itu PON, SEA Games, maupun penyelenggaraan berbagai kejuaraan dari setiap induk organisasi olahraga, tanpa kompleks olahraga yang membanggakan, sulit terjadi antusiasme masyarakat setempat, seperti Asian Games 1962.

Bagaimana dengan teknologi? Saat membangun Stadion Utama Senayan, sebagai seorang arsitek, Bung Karno turut aktif dalam proses mendesain stadion tersebut. Ringkasnya, lahirlah stadion berkapasitas penonton sampai bisa memuat 100.000 orang. Stadion ini merupakan yang terbesar di dunia saat itu.

Di samping itu stadion utama ini beratap ”temu gelang” berbentuk oval dan tanpa dukungan satu tiang penyangga pun. Itulah satu keunikan Stadion Utama Senayan, yang menarik perhatian dunia.

Ditambah lagi, sistem penayangan informasi angka elektronik, termasuk juga di stadion atletik, renang, stadion serba guna, serta penginapan atlet di sekitar kompleks, terlihat sekali kemegahan Kompleks Olahraga Senayan saat itu. Para atlet pun yang hadir dari sejumlah negara turut bangga menjadi bagian sebagai peserta Asian Games 1962.

Stadion Nasional Beijing saat Olimpiade 2008 dikenal sebagai ”Sarang Burung (Bird’s Nest)” karena keunikan desainnya. Michael Phelps, perenang legendaris terbesar di dunia, memuji teknologi yang digunakan itu, saat berlatih di stadion renang Olimpiade Beijing. Bahkan, Michael Phelps berhasil meraih delapan medali emas di sana.

DOK. KEMENPORA Menpora Imam Nahrawi dan Kepala Bekraf, Triawan Munaf disaksikan Ketum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir, saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait maskot Asian Games 2018 di Media Center Kemenpora, Jumat (12/2/2016).

Di mana kebanggaannya?

Pertanyaan kita adalah karena tidak ada stadion dengan teknologi terbaru dan unik, apakah yang bisa menjadi kebanggaan para atlet saat tampil di Jakarta dan Palembang 2018?

Berangkat dari analisis PEST, pertanyaannya adalah reputasi (brand) apakah yang ingin dicapai Indonesia, Jakarta, Palembang sebagai penyelenggara Asian Games 2018? Diferensiasi apakah yang akan ditonjolkan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018?

Keuntungan apakah yang diperoleh perusahaan yang akan menjadi sponsor utama AG 2018? Yang terpenting, manfaat apakah yang akan diperoleh para atlet Indonesia seusai Asian Games 2018? Padahal, mereka masih belum memiliki kompleks olahraga yang baru untuk percepatan prestasi seperti yang diberikan oleh Bung Karno dulu.

Dari sisi organisasi, hingga saat ini, belum ada situs resmi Asian Games 2018. Bahkan, struktur dan personel kepanitiaan, termasuk Panitia Pelaksana Inasgoc, baru saja direvisi. Logo Asian Games 2018 terpaksa didesain ulang karena banyak kritik dari masyarakat.

Bahkan, Panitia Pengarah yang dipimpin Presiden Jokowi belum merumuskan nilai strategis serta langkah-langkahnya dari Asian Games 2018 untuk Indonesia sehingga indikator kinerjanya juga belum ada.

Semestinya ”Pemosisian dan Diferensiasi Reputasi” Asian Games 2018 Indonesia sudah harus dirumuskan. Tanpa itu, manfaat Asian Games 2018 bagi Indonesia akan sangat minim.

Fritz E Simandjuntak
Sosiolog Tinggal di Jakarta dan Anggota Senate Indonesia Marketing Association


Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi Rabu, 2 Maret 2016, di halaman 30 dengan judul yang sama.

Bagi yang belum berlangganan, silakan kunjungi http://kiosk.kompas.com. Harian Kompas juga bisa diakses via e-paper di http://epaper.kompas.com. Selain itu juga bisa dinikmati versi webnya di http://print.kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Semifinal Championship Series Liga 1, Persib Vs Bali United, Nick Kuipers Intip Peluang Menang

Jadwal Semifinal Championship Series Liga 1, Persib Vs Bali United, Nick Kuipers Intip Peluang Menang

Liga Indonesia
Hasil Thailand Open 2024: Gregoria Gugur, 2 Wakil Indonesia ke Semifinal

Hasil Thailand Open 2024: Gregoria Gugur, 2 Wakil Indonesia ke Semifinal

Badminton
Joel Matip dan Thiago Tinggalkan Liverpool

Joel Matip dan Thiago Tinggalkan Liverpool

Liga Inggris
Upaya FIFA Berantas Rasialisme: Larangan Bertanding hingga Gestur Tangan Menyilang

Upaya FIFA Berantas Rasialisme: Larangan Bertanding hingga Gestur Tangan Menyilang

Internasional
Persib Bandung Vs Bali United, Hodak Siapkan Pasukan Sampai Babak Adu Penalti

Persib Bandung Vs Bali United, Hodak Siapkan Pasukan Sampai Babak Adu Penalti

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Akan Panggil 2 Pemain Tambahan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia Akan Panggil 2 Pemain Tambahan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia
Hasil Thailand Open 2024: Langkah Gregoria Terhenti Usai Berjuang Tiga Gim

Hasil Thailand Open 2024: Langkah Gregoria Terhenti Usai Berjuang Tiga Gim

Badminton
Pemain 14 Tahun Pecahkan Rekor Sergio Aguero di Liga Argentina

Pemain 14 Tahun Pecahkan Rekor Sergio Aguero di Liga Argentina

Liga Lain
Pemain Terlupakan Man City Bisa Dapat Medali Juara Premier League

Pemain Terlupakan Man City Bisa Dapat Medali Juara Premier League

Liga Inggris
Kata Manajer Tim Terkait Ujian Madura United di Championship Series Liga 1

Kata Manajer Tim Terkait Ujian Madura United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Resmi Diluncurkan, Honor of Kings Gelar Turnamen Esport

Resmi Diluncurkan, Honor of Kings Gelar Turnamen Esport

Sports
Timnas Jerman Panggil 27 Pemain, Nagelsmann Ingin Juara Euro 2024

Timnas Jerman Panggil 27 Pemain, Nagelsmann Ingin Juara Euro 2024

Internasional
Tiga Klub 100 Persen Lolos Club Licensing, Bukti Konsistensi, Sejarah, dan Pelecut Prestasi

Tiga Klub 100 Persen Lolos Club Licensing, Bukti Konsistensi, Sejarah, dan Pelecut Prestasi

Liga Indonesia
Xavi Menang dalam Laga Ke-100 Latih Barcelona, Bicara Hasrat Juara

Xavi Menang dalam Laga Ke-100 Latih Barcelona, Bicara Hasrat Juara

Liga Spanyol
LaLiga Extratime, Kedekatan Sepak Bola Indonesia dan Spanyol

LaLiga Extratime, Kedekatan Sepak Bola Indonesia dan Spanyol

Liga Spanyol
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com