KUDUS, KOMPAS.com — Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berharap akan lebih banyak lagi dibangun pusat pembinaan atau asrama untuk melahirkan atlet-atlet nasional pada masa depan.
Hal ini diungkapkan Imam Nahrawi seusai menutup turnamen Bulu Tangkis Antarmedia 2014 di PB Djarum Kudus, Kamis (20/11/2104). "Saya lihat atlet-atlet bulu tangkis sangat beruntung sudah memiliki asrama atau pusat pelatihan dengan sarana lengkap seperti di pelatnas Cipayung ataupun seperti di Jatim Kudus milik PB Djarum ini," kata Nahrawi.
Ketika mengunjungi pusat pelatihan atlet milik PB Djarum ini, Menpora berkesempatan meninjau sarana dan prasarana yang ada, termasuk kamar tidur hingga dapur atlet. "Sebuah asrama yang ideal tentunya memberi kenyamanan kepada atlet dalam memenuhi kebutuhan kalori dan istirahatnya. Jadi dapur dan kamar tidur sebaiknya menjadi yang utama."
Untuk itulah, ia berharap PB Djarum mau berinvestasi lagi untuk mengembangkan kebesaran olahraga Indonesia dengan mendirikan sarana dan prasarana maupun pelatihan. "Kalau Djarum mampu membiayai 100 persen, tentunya baik. Akan lebih baik, kalau cabang lain juga mendapat perhatian," ungkapnya.
Kunjungan Menpora di GOR Djarum di Jati, Kudus, ini disambut olah jajaran pengurus PB Djarum dan Bhakti Djarum Olahraga, seperti Program Director Joppy Rosimin, pelatih kepala Fung Permadi, serta para pengurus PP PBSI, seperti Yuni Kartika dan Lius Pongoh.
Nahrawi mengaku ingin sekali menghidupkan proyek olahraga Hambalang. "Konsepnya sebenarnya memang bagus, pembangunan sarana olahraga yang lengkap, termasuk adanya sarana dan prasaran latihan yang sangat memadai."
Ia mengingatkan bahwa kita berhak memanfaatkan sarana olahraga di Hambalang, Kabupaten Bogor, mengingat dana APBN sudah digunakan untuk proses pembangunannya.
"Hanya saja, kami perlu membentuk tim khusus untuk mendalami semuanya agar tidak ada kesalahan administrasi, apakah nantinya yang dipergunakan ataupun area yang sudah ada dibangun baru, atau seperti apa," ujarnya lagi.
Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menentukan apakah dapat melanjutkan pembangunan sarana olahraga di Hambalang itu. "Jika memungkinkan, ahli tanah serta ahli metafisik juga bisa dilibatkan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.