Target tersebut tercapai. Program latihan fisik untuk memperkuat teknik pemain Inggris, yang diterapkan Rexy, mengantarkan ganda campuran Nathan Robertson/Gail Emms ke final Olimpiade 2004 meski akhirnya kalah dari ganda China Zhang Jun/Gao Ling.
Pada 2011, BE menawari Rexy kembali ke Inggris untuk menjadi kepala pelatih ganda tim elite hingga tingkat yunior. Namun, tawaran itu tak diterima karena ayah dari dua anak ini memilih menjadi pelatih di Filipina, negara yang kekuatan bulu tangkisnya dua tingkat di bawah tim elite, seperti China, Malaysia, Denmark, Korea Selatan, termasuk Indonesia.
”Justru karena bulu tangkis tidak populer di Filipina, saya pilih ke sana. Saya suka tantangan,” katanya.
Sebelum pindah ke Filipina, Rexy meniti karier di Malaysia. Di sana, dia bertahan hingga hingga tujuh tahun (2005-2012).
Seperti di Inggris, Rexy juga berhasil ”menciptakan” pasangan tangguh di Malaysia. Ganda putra Koo Kien Keat/Tan Boon Heong salah satunya. Sejak muncul sebagai juara Asian Games Doha 2006, mereka menjadi salah satu kekuatan ganda putra dunia. Juara All England 2007 menjadi puncak prestasi mereka.
Pengalaman ketika dilatih beberapa sosok, seperti Atik Jauhari dan (terutama) Christian Hadinata, menjadi modal Rexy dalam melatih. Ketika kembali ke Indonesia, dia melengkapinya dengan pengalaman di Inggris dan Malaysia.
Apa pengalaman yang dibawa sebagai pelatih di negara lain?
Inggris dan Malaysia mengikuti pola bulu tangkis modern. Program latihan mengandalkan ilmu pengetahuan olahraga (sports science), misalnya tentang nutrisi makanan dan analisis permainan melalui video. Melalui analisis video, kekurangan pemain bisa segera diperbaiki ketika berlatih karena seorang pelatih tidak mungkin mengingat detail kelebihan dan kekurangan semua pemain asuhannya.
Indonesia (pelatnas Cipayung) memiliki fasilitas bagus, tetapi sports science-nya tidak jalan. Seharusnya, sports science bisa melengkapi fasilitas latihan yang sudah ada.
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan pemain lapis kedua dan di bawahnya mengingat di beberapa nomor terjadi ketimpangan?
Programnya harus jelas. Untuk senior, targetnya juara di turnamen level tertinggi, yaitu Super Series Premier, Super Series, dan kejuaraan besar lain, tetapi tidak boleh diforsir. Mereka harus dalam kondisi puncak (peak performance) dalam setiap turnamen agar hasilnya maksimal.
Yang harus diumbar untuk main justru pemain lapis kedua. Setelah matang, mereka baru diturunkan dalam turnamen besar, tetapi tentu ada konsekuensi. Kalau selalu gagal, mereka bisa didegradasi (dikeluarkan dari pelatnas). Inilah yang dilakukan China sehingga regenerasi terus berjalan.
Faktor nonteknis juga menjadi perhatian Rexy. Disiplin dalam hal-hal kecil harus dijalankan setiap anggota pelatnas, seperti membereskan peralatan setelah berlatih, membuang sampah pada tempatnya, atau berangkat dalam satu tim dalam kejuaraan beregu. Sikap sebagai atlet tingkat dunia harus diperlihatkan di lapangan dan luar lapangan.
”Saya menekankan bahwa saya, pemain, pelatih, hingga petugas kebersihan sama-sama manusia yang punya keterbatasan. Jadi, jangan selalu mengandalkan orang lain.”
Sifat pemimpin
Sepulang dari kejuaraan Piala Sudirman, Rexy juga akan menekankan pentingnya memiliki sifat pemimpin dalam diri setiap atlet, terutama pemain senior. Dengan demikian, terjadi transfer ilmu dari senior ke pemain-pemain muda.
”Caranya, senior harus menunjukkan bahwa prestasi diperoleh karena kerja keras. Jadi, latihan harus tetap disiplin supaya menjadi contoh. Senior harus membagi ilmu dan mengingatkan pemain lain saat melakukan kesalahan. Dulu, saya juga mencontoh senior saya. Saya malu kalau tak bisa berbuat yang sama,” tutur Rexy.
Hal sama berlaku untuk pelatih. Rexy berprinsip, seorang pelatih harus bisa memunculkan respek dari pemain, bukan rasa takut. ”Tetapi, jangan memaksa mereka untuk respek. Bersikaplah hingga rasa respek itu muncul dengan sendirinya. Berperilakulah sesuai perkataannya. Ini sama seperti peran orangtua di rumah.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.