Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rexy Mainaky, Kembalinya Si Anak Hilang

Kompas.com - 19/05/2013, 08:40 WIB

Yang pasti, tidak akan ada lagi orang yang bertanya tentang nasionalisme. Tidak seperti ketika saya melatih di luar negeri.

Seberapa sering mendapat pertanyaan tentang nasionalisme?

Sering. Di Facebook banyak yang bertanya tentang itu. Bahkan, pernah ada wartawan TV dari Indonesia yang datang ke Malaysia untuk wawancara soal itu.

Saya bilang, selama jadi pemain, saya selalu memberikan yang nomor satu. Sebagai warga negara, saya harus memberikan yang terbaik untuk negara. Saya juga tidak gampang menyerah, tidak mudah putus asa. Saya selalu pentingkan negara.

Setelah itu, saya harus memperhatikan keluarga karena kondisi di Indonesia beda dengan negara lain. Di Korea, misalnya, juara Olimpiade dapat pensiun seumur hidup. Di Malaysia juga. Di Indonesia? Untuk itu, ketika memilih menjadi pelatih di luar negeri, keluarga menjadi pertimbangan utama saya.

Toh, ketika melatih di Inggris, pertanyaan pertama yang diajukan adalah ”Saya pelatih dari mana?” Di Malaysia juga seperti itu. Baru setelah itu pertanyaannya adalah nama saya. Jadi, saya tetap membawa nama Indonesia.

Pernah merasa bosan ditanya soal nasionalisme?

Pasti. Saya heran mengapa olahragawan selalu ditanya seperti itu. Tetapi, saya ambil positifnya saja. Menurut saya, di mata mereka, atlet itu profesi yang mulia. Maka, masyarakat bertanya tentang nasionalisme.

Ketika digelar SEA Games Jakarta-Palembang 2011, Kompas pernah bertanya kepada Rexy—saat masih berstatus sebagai pelatih Malaysia—tentang banyaknya mantan pebulu tangkis Indonesia yang pernah dan masih menjadi pelatih di luar negeri. Sebut saja Hendrawan dan Paulus Firman yang menjadi pelatih di Malaysia, Reony Mainaky (Jepang), Atik Jauhari (India, Thailand), Tony Gunawan (Amerika Serikat), Jeffer Rosobin (Singapura), Ardy Wiranata (Kanada), dan masih banyak lagi.

”Indonesia harus bangga dengan fenomena tersebut. Apalagi, ketika mereka bisa menghasilkan pemain-pemain bagus. Perkembangan bulu tangkis di dunia internasional bisa lebih merata, salah satunya karena keberadaan pelatih Indonesia di belakangnya.”

Karier pelatih

Pengalaman Rexy sebagai pelatih dimulai di Inggris pada 2001. Cukup lama Asosiasi Bulu Tangkis Inggris (Badminton England/BE) mendekati pria yang saat menjadi atlet punya tugas sebagai ”tukang gebuk” ini. BE mendekati Rexy sejak 1998.

Meski Rexy belum memiliki pengalaman melatih, BE tak gentar mengejarnya. Keberadaan Rexy dipantau. Dia selalu diingatkan agar ”tak lari” ke negara lain.

Sejak pertama kali ditawari posisi pelatih, baru tiga tahun kemudian Rexy menerimanya. ”Sebagai pemain yang sudah senior, saya tidak ingin meninggalkan pelatnas begitu saja tanpa menularkan ilmu kepada adik-adik. Saya membantu mereka dulu dengan menjadi teman latih tanding.”

Di Inggris, Rexy ditantang meningkatkan prestasi bulu tangkis negara tersebut. Indikatornya meraih medali di Olimpiade Athena 2004, setelah perolehan medali perunggu melalui ganda campuran Simon Archer/Joanne Goode di Sydney 2000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com