Setelah melewati berbagai ajang kualifikasi olimpiade, yang tentunya tak mudah, tim angkat besi Indonesia meloloskan lima lifter putra dan satu lifter putri. Keenam atlet bertolak ke London bukan melalui fasilitas wild card, ”jatah tiket”, atau gratisan.
Ketika bulu tangkis yang digadang-gadang sebagai cabang andalan gagal mempersembahkan medali, Indonesia hampir tak punya harapan untuk membawa pulang medali. Layak disyukuri, masih ada angkat besi yang ternyata mampu mempersembahkan medali.
Triyatno mempersembahkan perak dari kelas 69 kilogram. Eko Yuli Irawan menyumbangkan perunggu dari kelas 62 kilogram. Adapun Citra Febrianti, dari target enam besar dunia, ia dengan apik menuntaskan perjuangannya dengan merebut peringkat keempat.
Sepertinya Tuhan sedang berbelas kasih kepada bangsa ini sehingga masih diberi kesempatan meraih medali dari olimpiade. Demikian kelakar salah satu pengurus Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi-Binaraga-Angkat Berat Seluruh Indonesia (PB PABBSI) terkait prestasi yang ditorehkan dua lifter Indonesia itu.
Betapa tidak! Pejuang-pejuang angkat besi itu hanya melakukan persiapan sangat minim. Kecuali untuk Citra yang tergabung di pedepokan angkat besi Gajah Lampung di Pringsewu, Lampung, persiapan lima lifter lain betul-betul mepet. Terhitung hanya enam bulan persiapan menuju olimpiade yang diikuti para lifter terbaik sedunia itu.
”Itu pun yang paling intensif hanya dua bulan menjelang berangkat ke London,” ujar Triyatno. Dua bulan itu, yakni saat mereka berlatih intensif di Korea Selatan dan di China.
Selebihnya, persiapan menjelang ke London sungguh apa adanya. Seperti diungkapkan Ketua Umum PB PABBSI Adang Daradjatun, Kamis (13/12), selama atlet berlatih, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga seolah tidak peduli dengan proses persiapan.
Jangankan uang saku, dana akomodasi dan konsumsi atau yang lazim disebut board and logging pun tidak ada. ”Pelatih Lukman dan para lifter itu saling patungan. Mereka bersama-sama membiayai uang makan dan suplemen yang diperlukan. Benar-benar sampai menguras kantong mereka,” ujar Adang.