Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Dinosaurus

Kompas.com - 22/10/2012, 02:14 WIB

Kita lihat juga hasil Orde Baru selama 32 tahun. Selama ini yang dibanggakan adalah stabilitas keamanan terpanjang dalam sejarah Republik, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pemerataan. Dalam sebuah panel dengan penulis di Radio Universitas Trisakti pada awal Reformasi, Mayjen TNI (Purn) Syamsuddin, mantan anggota Komnas HAM, menyatakan semua itu semu belaka. Stabilitas terjadi karena didukung ABRI, pertumbuhan ekonomi didukung eksploitasi sumber daya alam yang amat masif, booming minyak dan utang luar negeri yang amat besar, sedangkan ketimpangan kaya-miskin begitu lebar!

Di era Soeharto kita hidup—meminjam istilah almarhum aktivis mahasiswa UI Ibrahim Gidrach Zakir (Bram Zakir)—di bawah sepatu lars tentara. Tak ada kebebasan berbicara dan berkumpul. Di kampus-kampus sejak 1979 diterapkan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef. Surat kabar kampus UI, Salemba, tempat penulis mengaktifkan diri pada kehidupan kampus, berkali-kali dibredel hingga tak boleh terbit lagi sejak 1980 melalui larangan yang dibuat Pangkopkamtib Laksamana Soedomo.

Namun, kita juga tak menutup mata bahwa rezim otoriter Soeharto yang mulai retak sejak 1990 ketika Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia didirikan oleh Soeharto melalui BJ Habibie, bukan saja menimbulkan gerakan mahasiswa dan pembangkangan sipil yang begitu besar, melainkan juga memunculkan kelompok militer dari TNI AD yang melapangkan jalan bagi reformasi politik pada 1998.

Pemimpin sipil

Jajak pendapat Kompas yang dirilis 8 Oktober 2012 memberi angin segar bagi kepemimpinan sipil. Ternyata, berbeda dengan survei yang meletakkan Prabowo di posisi puncak capres, hasil jajak pendapat Kompas menunjukkan harapan masyarakat berada di pundak pemimpin sipil murni ketimbang sipil yang mantan militer. Karakter pemimpin militer hanya mendapatkan angka 74,7 persen dalam hal gaya kepemimpinan militer yang tegas dan otoriter, berbanding terbalik dengan gaya kepemimpinan sipil yang lebih egaliter dan mementingkan dialog 74,1 persen.

Siapa yang lebih mampu menyelesaikan berbagai persoalan seperti kemiskinan, karut-marut pelayanan publik, perusakan lingkungan, konflik tanah, kekerasan di dunia pendidikan (tawuran dan bullying), kekerasan terhadap kelompok minoritas agama, pelanggaran HAM masa lalu, dan korupsi, ternyata jawabannya adalah pemimpin sipil! Ketika ditanya untuk presiden mendatang, lebih memilih presiden dari kalangan sipil atau militer, 50,4 persen responden lebih memilih sipil dan hanya 34,0 persen memilih dari militer, dan 15,6 persen tidak tahu/tidak menjawab.

Militer, aktif atau purnawirawan, akan tetap punya jiwa korsa (esprit de corps) yang tinggi. Meskipun sudah pensiun, mereka tetap ingin eksis sesuai pepatah Old Soldiers never die, they just faded away! Sebaiknya mereka beradaptasi dengan sistem demokrasi dan berupaya membantu menjadikan TNI alat pertahanan negara yang kita banggakan dan disegani negara- negara tetangga. Tapi jika mereka tak juga mau beradaptasi dengan situasi politik masa kini, skenario dinosaurus bisa jadi kenyataan, terasing di lingkungannya dan kemudian punah dimakan zaman!

Ikrar Nusa Bhakti Profesor Riset Bidang Intermestic Affairs LIPI, Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing ASEAN Cup 2024 Vs Vietnam

Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing ASEAN Cup 2024 Vs Vietnam

Timnas Indonesia
Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

Internasional
Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

Liga Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Fakta Bojan Hodak Empat Kali Final Beruntun, Peluang Juara di Persib

Fakta Bojan Hodak Empat Kali Final Beruntun, Peluang Juara di Persib

Liga Indonesia
Daftar Skuad Inggris untuk Euro 2024: Tanpa Rashford-Henderson, Ada Maguire

Daftar Skuad Inggris untuk Euro 2024: Tanpa Rashford-Henderson, Ada Maguire

Internasional
Toni Kroos Pensiun, Ruang Ganti Real Madrid Terguncang

Toni Kroos Pensiun, Ruang Ganti Real Madrid Terguncang

Liga Spanyol
Toni Kroos Gantung Sepatu Setelah Piala Eropa 2024

Toni Kroos Gantung Sepatu Setelah Piala Eropa 2024

Internasional
Hasil Lengkap Malaysia Masters 2024: Vito ke Babak Utama, Sabar/Reza Tersingkir

Hasil Lengkap Malaysia Masters 2024: Vito ke Babak Utama, Sabar/Reza Tersingkir

Badminton
Kata David Beckham Usai Klopp Pergi dari Liverpool: Luar Biasa...

Kata David Beckham Usai Klopp Pergi dari Liverpool: Luar Biasa...

Liga Inggris
Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

Timnas Indonesia
Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Timnas Indonesia
Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com