Murray dan Djokovic sama-sama memuaskan penonton yang berulang-ulang berdiri sambil bertepuk tangan. Keduanya terus mengemas poin-poin fantastis. Tidak mudah mendapatkan poin. Sepuluh pukulan tidak cukup, bisa sampai 20, 30, bahkan 55 pukulan.
”Novak sangat sangat kuat. Ia bertarung hingga akhir di setiap pertandingan yang dia lalui. Saya sendiri tidak tahu bagaimana saya bisa menghadapinya hingga rampung,” tutur Murray.
Bagi Djokovic, Murray adalah petenis yang paling layak meraih titel grand slam terakhir pada tahun ini. ”Dia yang paling layak mendapatkannya, lebih dari siapa pun,” ujar Djokovic.
Kekalahan apa pun pastilah buruk. Tak perlu dipertanyakan. ”Saya kecewa karena kalah, tetapi saya sudah melakukan segalanya,” ucap Djokovic.
Sulit bagi Murray untuk menggambarkan perasaannya, menjadi putra Inggris Raya pertama yang memenangi grand slam sejak Fred Perry meraihnya, 1936. ”Lega, ya itu kata paling tepat,” ujarnya.