Di lapangan tembak, atlet mengeluhkan belum adanya penghalang cahaya. Di Pusat Akuatik, Rumbai, Pekanbaru, air di kolam renang masih terlihat keruh. Para atlet wushu juga belum bisa berlatih karena matras pertandingan belum digelar.
Sementara itu, sejumlah kontingen mengaku tidak puas dengan fasilitas dan kebersihan tempat menginap.
Adapun kondisi tiga orang yang Kamis lalu menjadi korban runtuhnya kanopi kaca gerbang masuk arena tenis sudah membaik. Mereka sudah pulang pada Jumat siang setelah semalam dirawat di Rumah Sakit TNI Angkatan Udara.
Di Pusat Akuatik, kemarin sore, dasar kolam renang terlihat samar-samar. Para pelatih tim peserta menilai, kualitas air seperti itu mengganggu konsentrasi atlet mereka.
”Ini sangat mengganggu perenang yang akan berbalik arah atau sprint menjelang finis,” kata Abdul Syukur, pelatih renang DKI Jakarta. Ia mengatakan, jika intensitas lomba meningkat, ia khawatir gangguan kulit akan muncul pada atlet renang.
Di kolam renang Rumbai itu, para atlet berlatih ditemani sejumlah pekerja yang memasang tenda. Alat pengeras suara dan papan skor juga tengah diuji coba.
Di arena wushu, matras pertandingan dan partisi penyekat ruang ganti serta ruang-ruang pendukung belum dipasang. Tanpa matras, atlet pun belum bisa berlatih. Di arena itu, baru petugas pertandingan yang sudah bisa bersimulasi.
”Para pekerja segera memasang partisi dan matras sore hari ini. Pemasangan akan berlangsung selama 10 jam dan selesai Sabtu ini. Pertandingan baru berlangsung 12 September,” kata Firdaus Bahar, ketua panitia pelaksana wushu.
Adapun arena menembak dinilai belum aman dan nyaman digunakan sehingga perlu segera dibenahi. Penghalang sinar di arena menembak jarak 50 meter belum terpasang sempurna sehingga peluru bisa keluar arena dan cahaya dari luar cukup menyilaukan, mengganggu konsentrasi atlet. ”Seharusnya penghalang sinar itu ditambah lagi sekitar 20 sentimeter sehingga tidak ada celah,” kata salah satu atlet menembak dari DKI, Gunawan. Celah itu baru terlihat jika atlet menembak dalam posisi jongkok ataupun tiarap.
Hingga Jumat sore, arena menembak masih tampak dipoles. Sebagian detektor asap juga
Di arena basket, lapangan sudah dapat dipakai dan beberapa kontingen mulai berlatih. Namun, kamar mandi atlet putra di arena basket belum dapat dipakai karena air belum mengalir. Kamar mandi yang sudah dilengkapi loker itu masih kotor. ”Atlet kami terpaksa menggunakan kamar mandi perempuan,” kata manajer tim basket putra Aceh, Lukman Hasibuan.
Arena atletik yang notabene baru juga sudah digunakan untuk berlatih. Ofisial tim atletik Kalimantan Timur, Achmad Zakirim, dan koleganya dari Jawa Timur, Henny Maspaitella, memuji kondisi arena tersebut. Ia hanya meminta disediakan tempat bagi pelatih nomor lompat jauh. ”Biasanya selalu ada area untuk pelatih yang memberikan instruksi kepada atlet di nomor lompat jauh,” katanya.
Hal lain yang juga mengganggu kenyamanan tim adalah kualitas sejumlah tempat penginapan. Atlet basket putra Aceh, misalnya, pindah penginapan karena hotel yang disediakan panitia tidak nyaman.