London, Selasa
”Saya senang jika berhasil mendapat medali warna apa saja di nomor tersebut,” ujar Pistorius di Olympic Park, London, Inggris, Selasa (28/8).
Namun, Pistorius lebih suka jika dia dapat berlomba di final bersama pemegang rekor dunia T44 100 meter, Johnie Peacock (Inggris), dan juara dunia Jerome Singleton (Amerika Serikat).
Pelari berusia 25 tahun asal Afrika Selatan itu adalah peraih tiga medali emas dari nomor T44 100 meter, 200 meter, dan 400 meter pada Paralimpiade Beijing 2008. Pada Olimpiade London 2012, Pistorius mengukir sejarah sebagai orang pertama dengan dua kaki palsu yang berlomba di olimpiade.
Peacock membuat Pistorius terkesan karena pada Juni lalu dia mengukir rekor dunia baru untuk pelari dengan satu kaki palsu menjadi 10,85 detik. Bagi Pistorius, kedua rival itu adalah ancaman serius di London.
Di Beijing, Pistorius mengungguli Singleton. Namun, dia adalah atlet yang konsisten, serius, dan sangat profesional. Tahun lalu, catatan waktu terbaiknya adalah 11,1 detik.
”Dia sungguh lawan tangguh. Dia satu-satunya pelari yang mengalahkan saya di nomor 100 meter. Jadi, dia tantangan besar bagi saya,” kata Pistorius.
Panitia Paralimpiade London memprediksi, nomor final lari T44 100 meter akan menjadi ajang paling menarik. Kelak, di final akan tampil delapan sprinter terbaik yang beradu cepat untuk mencatat waktu kurang dari 11 detik.
Selain mereka berdua, Pistorius juga mewaspadai enam pelari terbaik lainnya. Apalagi, setelah Paralimpiade Athena 2004 dan Beijing, banyak atlet paralimpiade yang memiliki fisik bagus dan mampu berlari cepat.
”Tidak ada yang paling favorit. Semua berpeluang juara. Namun, saya akan sangat gembira jika dapat finis sebagai tiga tercepat,” kata Pistorius.