Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Carolina, Sang "Duta" Pertama Atletik Putri Indonesia

Kompas.com - 20/07/2012, 20:27 WIB

KOMPAS.com - Carolina ”Nina” Rieuwpassa (63) adalah sprinter putri pertama yang mewakili Indonesia di pesta olahraga dunia, olimpiade. Dia tampil di Olimpiade 1972 Muenchen, Jerman Barat, dan Olimpiade 1976 di Montreal, Kanada.

Jalan ke olimpiade itu terbuka setelah Nina mempersembahkan dua medali perunggu bagi kontingen Merah Putih pada Asian Games 1970 di Bangkok, Thailand. Nina menjadi juara ketiga pada nomor lari 100 dan 200 meter.

Nina tidak pernah menyangka dapat tampil di olimpiade.

”Awalnya semua bagaikan mimpi. Namun, dengan kerja keras dan disiplin, impian dapat menjadi kenyataan,” ujar Nina saat ditemui di rumahnya di Jalan Patiro Sompe, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/7).

Sukses merebut medali perunggu Asian Games 1970 membuka kesempatan Nina unjuk gigi di jenjang lebih tinggi. Federasi Atletik Jerman Barat mengundang Nina dan Tonny Jogyohartono mewakili Indonesia berlatih bersama atlet lain dari 14 negara di Asia.

Selama empat bulan mereka berlatih di Koln. Di sana, Nina mengukir prestasi sebagai sprinter putri terbaik Asia. Dia mengukir rekor nasional 11,7 detik untuk nomor lari 100 meter putri dan 24,2 detik untuk lari 200 meter putri.

Secara keseluruhan, catatan waktu Nina hanya kalah dari sprinter Israel, Ester Shakhamurow.

Akan tetapi, Nina mengungguli sejumlah sprinter tenar Asia, seperti Isabel Cruz (Filipina), Kahanda Badra (Sri Lanka), dan Wu Fu Shan (China).

Putri pasangan Marcus dan Mien Rieuwpassa, saat Olimpiade 1972, terlambat bergabung dengan tim karena harus mengikuti kejuaraan di Stuttgart. Dia pun tampil di olimpiade tanpa didampingi pelatih. Alhasil, dia harus mengurus sendiri segala hal, mulai dari kartu identitas hingga menempel nomor peserta di kaus lomba.

Nina mengisahkan, persiapan kala itu menjadi semakin berat karena penjagaan aparat keamanan sangat ketat sebagai dampak peristiwa Black September (penyanderaan sejumlah atlet Israel oleh gerilyawan Palestina pada 5 September 1972). Apalagi, asrama atlet Israel berdekatan dengan asrama atlet Indonesia.

Namun, suasana mencekam itu tidak menyurutkan niat Nina, yang kala itu berusia 23 tahun, tampil sebaik mungkin. Nina sukses melangkah hingga babak kedua, baik di nomor lari 100 meter maupun lari 200 meter.

Pada nomor lari 100 meter, menurut arsip olimpiade, Nina mencetak waktu terbaik 12,23 detik, sedangkan pada nomor lari 200 meter waktu terbaiknya 24,68 detik. Prestasi itu sangat membanggakan mengingat Nina harus bersaing dengan sprinter terbaik dunia asal Jerman Timur, Inge Helten.

”Pada 40 meter pertama, saya masih mampu mengimbangi kecepatan lari lawan. Namun, saya akhirnya tertinggal karena kalah jangkauan langkah kaki,” kata perempuan kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 7 Februari 1949, itu mengenang. (RIZ/DIK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Irak Vs Indonesia, Presiden Jokowi Nonton di Kamar

    Irak Vs Indonesia, Presiden Jokowi Nonton di Kamar

    Liga Indonesia
    Subaru Catat Prestasi di JDM Run Time Attack

    Subaru Catat Prestasi di JDM Run Time Attack

    Sports
    Indonesia Vs Irak: Klimaks Sesungguhnya untuk Garuda, Sulit Diprediksi

    Indonesia Vs Irak: Klimaks Sesungguhnya untuk Garuda, Sulit Diprediksi

    Timnas Indonesia
    Piala Asia U23 2024: Penilaian Pemain Irak Soal Skuad Garuda Muda

    Piala Asia U23 2024: Penilaian Pemain Irak Soal Skuad Garuda Muda

    Timnas Indonesia
    Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

    Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

    Timnas Indonesia
    Menpora Kunjungi Al Nassr, Bahas Kans Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

    Menpora Kunjungi Al Nassr, Bahas Kans Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

    Sports
    Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

    Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

    Timnas Indonesia
    Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

    Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

    Liga Lain
    Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

    Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

    Liga Italia
    5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

    5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

    Timnas Indonesia
    Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

    Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

    Liga Champions
    Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

    Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

    Timnas Indonesia
    Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

    Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

    Bundesliga
    Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

    Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

    Liga Champions
    Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

    Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

    Liga Italia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com