Partai hidup-mati BNI 46 ditentukan Minggu ini melawan Palembang Bank Sumsel Babel. Jika menang dengan nilai penuh tiga poin, BNI 46 ke final.
Meski di putaran kedua ini belum pernah menang, Pertamina tetap memuncaki klasemen dengan sembilan poin, sedangkan BNI 46 kini meraih tujuh poin. Semarang Bank Jateng dan Bank Sumsel pun berpeluang sama untuk melaju ke final. Penentuannya Minggu ini.
”Kami memang bertekad untuk menang dengan nilai penuh lawan Pertamina. Kekalahan dari Bank Jateng kami evaluasi terus dan kami tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Kami menanamkan pada pemain, belajarlah untuk menang,” tutur asisten pelatih BNI 46, Iman Agus Faisal, yang biasa disapa Fafa.
Terbukti BNI 46 mampu mengimbangi Pertamina. Kekalahan pada set pertama membuat BNI 46 bermain habis-habisan di set kedua meski tak mudah. Pada set ketiga, tim mulai padu. Pemain asing BNI 46 asal Brasil, Rodrigo, mulai bisa mengendalikan emosinya, tidak seperti dua set awal yang marah terus kepada tosser Made Adi Suartama.
Set keempat menjadi momen penentuan untuk BNI 46. Angka sangat ketat sebelum pemain-pemain Pertamina membuat kesalahan beruntun. Performa
Asisten pelatih Pertamina, Walfridus Wahyu, mengatakan, timnya banyak salah sendiri karena beberapa pemain menjadi makin emosional. ”Didi kalau sudah tertekan juga jadi emosi dan membuat kawan-kawan di lapangan berspekulasi (atas umpan bola-bolanya),” ungkap Wahyu.
Menurut Fafa, kekuatan kedua tim berimbang. ”Bedanya, kali ini kami lebih bisa mengantisipasi situasi di lapangan. Kami juga lebih beruntung,” ujarnya.
Hari ini, Pertamina menghadapi Bank Jateng. ”Kami butuh semangat lagi karena grafik terus menurun di putaran kedua ini. Kami harus menang dengan nilai tiga meski kalau dapat dua juga aman ke final,” kata Wahyu.