Tembakan Sharapova yang menekan dilayani dengan menurunkan kecepatan bola. Semua bola dikejar agar lawan mati langkah sendiri. Seperti sebelumnya, Sharapova yang pernah tiga kali memenangi Grand Slam kerap membuat kesalahan sendiri.
Kali ini, 45 unforced error. Pukulan yang keluar arena atau membentur net membuat lawan memetik poin. Sebaliknya, Radwanska hanya 10 kali. Tiga kali Sharapova gagal mematahkan gim lawan.
Di setiap set, Radwanska selalu menutup permainan dengan mematahkan servis Sharapova. ”Aku gembira bisa mempertahankan semua service game-ku karena itu kunci kemenangan di pertandingan ini. Aku pikir, inilah gayaku. Mengombinasikan semuanya,” ujar Radwanska.
”Saya pikir dia tampil teramat menawan. Sangat konsisten. Dia mampu mengembalikan bola yang sulit. Saya membuat kesalahan berlebih. Dia tidak membuat banyak kesalahan. Saat saya punya peluang untuk merebut gim miliknya, saya gagal. Saat dia punya peluang, dia berhasil,” kata Sharapova.
Tahun ini, tiga kali Sharapova menjejak final, yaitu di Australia Terbuka, Indian Wells, dan Miami. Semuanya kandas di final dengan kekalahan dua set.
Saat ini, reputasi Radwanska masih kalah dibandingkan Victoria Azarenka, juara Australia Terbuka, Sharapova, atau Petra Kvitova yang kiprahnya sungguh luar biasa hingga Januari 2012. Kvitova meraih Grand Slam Wimbledon dan jadi juara turnamen penutup musim WTA Championships 2011 ditambah menjadi pahlawan Ceko saat meraih Piala Fed dan Hopman.
Namun, tahun ini, baru satu nama yang bisa menyingkirkan Radwanska dari arena. Dia adalah Azarenka yang menundukkannya di perempat final Australia Terbuka dan Indian Wells yang juga Premier Mandatory serta semifinal turnamen Doha dan Sydney.
Akan tetapi, terhadap petenis yang lain, skor Radwanska adalah 26-0. Tentu saja itu jika hasil perempat final turnamen Kuala Lumpur akhir Februari silam tidak dihitung. Saat itu, Radwanska yang cedera menyerah tanpa bertanding kepada petenis Taiwan, Hsieh Su-Wei.(AP/AFP/YNS)