SEA Games berlangsung tiga pekan lagi. Sejauh ini, begitu banyak duka yang dialami Endriadi dan rekan-rekannya sesama pesenam tim nasional, mulai dari membiayai sendiri pemondokan dan makan mereka tahun lalu, hingga makanan katering yang tidak lagi disuplai pemasok karena belum dibayar.
Awalnya, mereka kecewa dengan keadaan. Namun, akhirnya mereka menyadari, rasa tidak puas tidak boleh bersarang dalam hati karena setiap pesenam ingin tampil di SEA Games.
”Sudah tanggung. Kami bertahan sejauh ini. Kami harus konsentrasi untuk SEA Games yang tinggal di depan mata. Medalilah yang harus kami raih,” kata Endriadi.
Sekarang dia mengakui, bukan perlengkapan-lomba perorangan yang belum diterima atau sosok lawan yang membuatnya sedikit gelisah. Justru kepastian berlomba di Palembang, Sumatera Selatan, kampung halamannya sendiri, yang membuat Endriardi sedikit canggung.
”Ternyata, grogi juga membayangkan diri tampil di depan teman-teman sekampung halaman,” katanya seraya tersenyum.