Palembang, Kompas -
Indonesia mampu mengimbangi China pada set pertama. Kedua tim sama-sama unjuk
Namun, ketika mendekati angka 20, Indonesia terus tertinggal dan tidak mampu lagi menyamakan kedudukan.
Pada set kedua, Indonesia bahkan kerap salah sendiri. Bloking yang lemah juga menjadi penyebab patahnya pertahanan
Pelatih Indonesia Dadang Sudrajat mengatakan, Indonesia bermain baik pada set pertama. Namun, saat kondisi kritis pada skor di atas angka 20, variasi passing gagal membuahkan poin. ”Pada set kedua, konsentrasi mulai buyar dan berlanjut pada set ketiga,” katanya.
Menurut Pelatih China Jiang Wang, timnya memang dua level di atas Indonesia. Namun, ia mengapresiasi tim Indonesia yang mampu memberi perlawanan, terutama pada set pertama. Ketika kalah melawan Jepang pada laga sebelumnya, itu disebabkan kondisi fisik dua pemainnya, Jia Hao Chen dan Ying Chao Fang, melemah.
”Dua pemain nasional kami juga absen. Jadi, sebetulnya kami masih yang terbaik di sini (di pul A),” kata Jiang, sembari menegaskan, China tetap yang terbaik di Asia.
Dadang menambahkan, kemampuan individu pemain Indonesia sebetulnya tidak terlalu jauh dari China. ”Jepang bisa menang dari China karena liberonya bagus dan pertahanannya kuat. Ditambah dengan semangat juang yang luar biasa, Jepang bisa menang. Kita memang kalah soal semangat juga ini,” ungkapnya.
Cukup puas