Jakarta, Kompas -
Ridwan, pelari asal Nusa Tenggara Barat, finis di urutan ketujuh di final 1.500 meter putra dengan waktu 3 menit 48,36 detik. Fadlin di final 100 meter putra finis di urutan ketujuh dengan waktu 10,49 detik.
Dwi Ratnawati membukukan lemparan sejauh 49,70 meter di final lempar cakram putri. RH Inggriana melempar martil sejauh 51,52 meter di final putri.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Tigor Tanjung, Sabtu (9/7), mengatakan, meski finis di urutan ketujuh atau kedelapan, lawan-lawan di atas atlet Indonesia adalah atlet-atlet dari Jepang, Iran, India, Kazakhstan, dan China. Tidak ada atlet dari Asia Tenggara yang menggungguli atlet Indonesia di final nomor-nomor tersebut.
Tigor mencontohkan Fadlin. Kendati catatan waktunya turun, sebelumnya ia mencatatkan 10,46 detik di Kejurnas Atletik Juni 2011 lalu menjadi 10,49 di Kejuaraan Asia 2011. Fadlin memiliki daya juang tinggi. Apalagi, lawan-lawannya adalah sprinter China, Jepang, dan Oman.
Fadlin yang dihubungi di Kobe mengatakan, ia merasa berat saat berlari di final 100 meter putra. ”Kondisinya hujan deras,” ujarnya.
Demikian juga dengan Dwi Ratnawati. Saat ini, ia masih menyesuaikan teknik dengan pelatih baru dari Rusia.
Ridwan tercatat memiliki keunggulan di sprint. Ridwan yang sebenarnya atlet nomor 800 meter mampu bertarung di nomor 1.500 meter. ”Di kejurnas kemarin, ia juga turun di 4 x 400 meter putra. Ia memiliki sprint yang baik,” ujar Tigor.
Adapun Franklin gagal di babak penyisihan. ”Saya belum tahu kenapa Franklin finis dengan 11,28 detik,” ujarnya.
Untuk itu, sepulang para atlet dari Kobe, pengurus PB PASI bakal mengumpulkan para pelatih. PB PASI ingin melakukan evaluasi atas program latihan yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan terhadap para atlet itu untuk menghadapi SEA Games.