Stoner menambahkan: "Saya sangat bersyukur atas kesempatan yang mereka berikan kepadaku, tetapi saya juga berharap ada sedikit pujian dari mereka atas usahaku. Dua tahun pertama, saya dengan perusahaan, sementara di dua lainnya, saya hanya dengan Filippo (Preziosi) dan dengan anak buahnya.
"Saya telah membuat program untuk mengakhiri karier di sana, tetapi ketika saya mengerti bahwa tinggal di sana bukan mimpiku, saya mencoba untuk realistis, bahwa impianku sebenarnya adalah membalap bagi Honda."
Ternyata, Stoner gembira dengan keputusannya tersebut. Pasalnya, di Honda dia merasa lebih rileks sehingga bisa lebih fokus untuk membalap.
"Sangat berbeda. Dengan Honda, saya lebih santai. Berbeda dengan Ducati, orang-orang Jepang lebih berpikir tentang balapan dibandingkan dengan penampilan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.