SEMARANG, KOMPAS.com — Pelari nasional asal Jawa Tengah, Trianingsih, tidak mengikuti Kejuaraan Dunia Atletik di Daegu, Korea Selatan, 27 Agustus-4 September 2011, untuk nomor lari maraton (42,195 kilometer) meskipun catatan waktunya masuk limit event tersebut.
Pelatih Trianingsih, Alwi Mugiyanto, ketika dihubungi dari Semarang, Kamis (5/5/2011), mengatakan, dirinya mendukung program Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk tidak memberangkatkan Trianingsih pada kejuaraan dunia mendatang.
Catatan waktu adik mantan pelari nasional untuk nomor maraton itu adalah 2 jam 30 menit yang dicatat saat tampil pada Asian Games XVI di Guangzhou, China, 2010, sedangkan limit waktu kejuaraan dunia adalah 2 jam 43 menit.
Menurut dia, jika turun pada kejuaraan dunia, masa pengembalian fisiknya sangat singkat, yaitu hanya sekitar tiga bulan. Sementara berdasarkan aturan, seorang atlet hanya boleh turun pada nomor lari maraton sebanyak dua kali dalam setahun.
Ia mengatakan, untuk mengembalikan kondisi fisiknya memerlukan waktu lima hingga enam bulan. Padahal, seusai kejuaraan dunia sampai pesta olahraga multievent antarnegara Asia Tenggara mendatang, pemulihan kondisi fiskinya hanya sekitar tiga bulan.
Apalagi, lanjut dia, dari Trianingsih diharapkan bisa meraih tiga medali emas, yaitu dari nomor lari 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton.
Ketika ditanya ajang uji coba Trianingsih menjelang tampil pada SEA Games 2011 mendatang, ia mengatakan, untuk nomor maraton sebenarnya tidak melakukan uji coba juga tidak masalah karena perubahan catatan waktunya tidak terlalu besar.
Ia menjelaskan, sebenarnya ajang uji coba tersebut hanya untuk bertanding dengan pelari dari Eropa, tetapi perubahan waktunya tidak terlalu banyak berubah. "Paling hanya beberapa detik saja," katanya.
Trianingsih, pelari klub Lokomotif Salatiga, meraih dua medali emas pada SEA Games XXV/2009 Laos untuk nomor lari 5.000 (catatan waktunya 15 menit 56,79 detik) dan 10.000 meter (32 menit 49,47 detik).
Sampai kini PB PASI mendaftarkan pelari cepat yunior, Franklin Burumi. Pada Kejuaraan Jatim Open, Franklin mampu mencatat waktu 10,33 menit, tetapi limit waktu kejuaraan dunia adalah 10,20 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.