Jakarta, Kompas -
Hiroe Yuki menjadi pebulu tangkis putri terakhir Jepang yang berhasil menjuarai All England pada tahun 1977. Dia juga menjadi pemain Jepang pertama yang bisa menjuarai All England sebanyak empat kali.
Harapan Hirose untuk meraih kemenangan sebenarnya terbuka saat dia mampu membuat dua kali game point pada gim pertama. Namun, kematangan dan keuletan Wang Shixian akhirnya menggagalkan upaya Hirose.
Pada gim pertama, Hirose sempat tertinggal 12-17. Namun, melalui permainan pantang menyerah, Hirose mampu menyamakan kedudukan dengan meraih lima angka secara beruntun. Dalam situasi yang menegangkan, Hirose berbalik unggul dan membuat game point 20-19. Namun, skor disamakan lagi menjadi 20-20 sebelum Hirose kembali memimpin 21-20.
Sayang, pada saat-saat kritis seperti itu, Hirose gagal memaksimalkan momentum. Wang Shixian pun mengambil keuntungan dan berbalik unggul 22-21 dan menyelesaikan pertandingan dengan 24-22.
Pada gim kedua, pertandingan tetap berlangsung ketat. Namun, selepas kedudukan 8-8, Hirose tak mampu lagi mengejar angka Wang Shixian, yang terus melaju dan menutup pertandingan dengan skor 21-18.
Bagi Wang Shixian, gelar All England ini merupakan yang pertama sepanjang kariernya. ”Meski pada gim kedua tidak seketat gim pertama, situasinya tetap krusial. Jika saya kalah, mungkin pada gim ketiga akan sangat sulit buat saya,” ujar Wang.
Buat Hirose, meski kalah, dia sudah membuat catatan bagus dengan menjadi pebulu tangkis putri Jepang pertama yang tampil pada final All England sejak tahun 1979.
Akan tetapi, Hirose tidak mampu menyembunyikan rasa kecewanya karena sebelumnya dia bertekad menjadi juara sebagai penghibur rakyat Jepang yang terkena musibah gempa dan tsunami.
”Saya sedih karena tidak bisa membawa pulang gelar juara untuk rakyat Jepang. Akan tetapi, saya senang bisa bermain bagus dan mendapat dukungan penuh yang luar biasa dari penonton,” ujar Hirose.