Meski penuh dengan peristiwa kelam, Tyson masih disambut di wilayah tua Brooklyn, tempat dia dibesarkan setelah ditinggalkan ayahnya, sebagai pahlawan. ”Saya membenci kehidupan masa kecil saya. Namun, itulah kenyataannya,” ucap Tyson.
Mantan juara tinju sejati itu, yang kemudian masuk Islam dengan nama baru Malik Abdul Aziz, sangat mengidolakan petinju legendaris Muhammad Ali. Dia menekuni ibadah wajib dalam ajaran Islam secara sungguh-sungguh, termasuk menunaikan ibadah umrah ke Mekkah.
Seperti Ali, dia juga bertekad kuat untuk menikmati hari-hari tuanya dalam ketenangan dan kedamaian. Dan, tampaknya Tyson mulai menemukannya.
Bersama burung-burung merpatinya, Tyson terlihat sangat tenang dan halus. Rekan-rekannya sesama penggemar merpati balap juga bisa bergaul dengan Tyson tanpa rasa takut sama sekali. ”Jika saya cukup beruntung meninggal pada usia tua, saya mempunyai burung-burung itu,” ujarnya.