LONDON, KOMPAS.com — Elena Dementieva gagal melangkah ke final Wimbledon. Sempat berada dalam posisi menguntungkan, petenis Rusia ini akhirnya harus mengakui kehebatan petenis Amerika Serikat, Serena Williams, yang akhirnya lolos ke final.
Dalam partai semifinal yang memakan waktu 2 jam 49 menit, Kamis (2/7), Dementieva menyerah 7-6 (7/4) 5-7 6-8 ini merupakan duel terlama dalam sejarah tenis putri. Padahal di set ketiga dia sempat meraih match point di game ke-10.
Seusai pertandingan, Dementieva pun memberikan pujian kepada Serena. Menurutnya, peraih dua gelar Wimbledon tersebut memiliki pukulan yang sangat keras, layaknya petenis putra AS, Andy Roddick.
"Tidak mudah berjuang melawan dia. Ia juara besar dan servisnya sangat bagus sehingga saya tidak yakin apakah saya menghadapi Serena Williams atau Andy Roddick di sana," kata Dementieva, yang kalah dari Venus Williams pada babak yang sama di tahun 2008.
"Presentase servis pertamanya besar, ia melakukan servis sekitar 120 mph," tambah peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 tersebut, yang dua kali menjadi finalis grand slam, pada Perancis Terbuka dan AS Terbuka 2004.
Dementieva juga mengungkapkan penyesalan ketika gagal memaksimalkan match point yang dimilikinya ketika unggul 5-4 di set penentuan. Waktu itu, dia melakukan pukulan silang sehingga dengan backhand, Williams bisa mencegat bola di depan net, dan terjadilah deuce.
"Itu satu-satunya penyesalan saya. Saya seharusnya lebih mengambil risiko dengan menyusur garis," kata petenis berusia 27 tahun itu.
"Passing shot adalah pukulan favorit yang saya lakukan. Mungkin itu terlalu cepat. Saya tidak melihat dia bergerak untuk mengatasi pukulan menyilang. Saya seharusnya memilih menyusur garis atau bahkan menggunakan lob."
Ternyata Serena yang sudah 10 kali juara grand slam pun mengakui hal serupa. Dia yang akan menghadapi kakaknya, Venus, di final hari Sabtu (4/7) untuk keempat kalinya di Wimbledon dan kedelapan kali dalam grand slam, mengakui servis adalah kunci kemenangannya.
Ia menghasilkan 20 ace dalam pertandingan tersebut, statistik yang menutup sejumlah kesalahan sendiri pada pukulan forehand-nya.