"Saya pikir, saya bermain bagus di Australia. Tetapi Rafa bermain sangat fenomenal sehingga bisa mengalahkanku. Saya juga tidak bermain di banyak turnamen karena gangguan pada punggung. Karena itulah mengapa saya sangat bahagia dengan apa yang saya mainkan," jelas Federer.
"Saya selalu sadar, tak perlu terlalu panik," tambahnya.
Memang harusnya demikian. Federer tak perlu terlalu khawatir menghadapi semifinal--bahkan mungkin sampai final--di Roland Garros ini. Pasalnya, dari semua kontestan babak empat besar ini dia memiliki rekor yang paling impresif.
Coba bandingkan. Gonzalez yang akan bertemu Soderling, hanya satu kali menang dari 13 pertemuannya dengan Federer, sedangkan Soderling 0-9 dan Del Potro 0-5.
Meskipun demikian, Federer tak boleh menganggap remeh Del Potro. Pemain jangkung berusia 20 tahun ini adalah satu dari beberapa petenis yang dalam 12 bulan terakhir bisa menyabet lima gelar juara.
"Dengan kepercayaan diri yang tinggi, rencana bermain yang baik, fisik yang bagus dan mental yang kuat, kamu bisa melangkah sangat jauh di tenis," ungkap Federer. "Tetapi semuanya perlu kerja keras, dan itu telah dia (Del Potro) lakukan. Saya menaruh hormat kepadanya."
Bagaimana dengan Del Potro yang untuk pertama kalinya mencapai semifinal grand slam setelah menang 6-3 6-4 6-2 atas pemain Spanyol Tommy Robredo? Dia mengaku tetap mendukung Federer jika gagal menaklukkan unggulan kedua tersebut di semifinal.
"Semua orang ingin Roger juara turnamen ini. Jika tidak bisa menang, saya ingin melihat Roger bersama trofi ini," ungkap Del Potro yang merupakan unggulan kelima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.