PARIS, KOMPAS.com - Roger Federer semakin dekat dengan impiannya untuk menjadi juara di Perancis Terbuka, satu-satunya gelar grand slam yang belum pernah dimilikinya. Petenis Swiss tersebut sudah berada di babak semifinal, dan hari Jumat (5/6) ini akan bertarung melawan Juan Martin del Potro untuk memperebutkan tiket menuju final.
Pertandingan melawan petenis Argentina itu nanti akan menjadi duel ke-20 secara berturut-turut Federer di semifinal grand slam. Jika menang dan kembali menaklukkan Robin Soderling atau Fernando Gonzalez di final, maka lengkaplah trofi grand slam pemain nomor dua dunia.
Ya, saat ini di lemari prestasi grand slam Federer sudah terisi lima trofi Wimbledon, lima piala Amerika Serikat Terbuka dan tiga Australia Terbuka. Tinggal trofi Perancis Terbuka yang belum ada di dalamnya.
Dan, kemenangan di Roland Garros ini akan membuat kebahagian Federer semakin sempurna. Pasalnya, FedEx (Federer Express)--julukan Federer--sangat penasaran meraih gelar di Perancis Terbuka, setelah tiga tahun terakhir selalu kandas di final oleh Rafael Nadal. Di samping itu, dengan satu trofi penantiannya tersebut dia akan menyamai prestasi petenis legendaris Amerika Serikat Pete Sampras, yang selama kariernya 14 kali juara grand slam.
Melihat kekuatan pemain yang menembus semifinal ini, wajar jika Federer menjadi kandidat terkuat untuk menjadi juara karena tiga pesaing yang merupakan rival terberatnya saat ini sudah gugur di babak-babak sebelumnya. Nadal yang berstatus juara bertahan tersingkir di babak 16 besar, begitu pun dengan Andy Murray dan Novak Djokovic.
Namun, kenyataan itu justru membuat Federer khawatir dirinya juga akan mengikuti jejak mereka (rivalnya,red). Tak heran jika pemain berusia 27 tahun ini mengaku sempat gugup saat melakukan pemanasan menjelang pertarungan melawan Gael Monfils, meskipun dia akhirnya menang straight set 7-6(8/6) 6-2 6-4, pada hari Rabu kemarin.
"Kami semua gugup," ungkap Federer, yang memiliki rekor kemenangan mutlak atas Del Potro, karena selalu menang dalam lima pertemuan.
"Saya merasakan hal itu lagi ketika pemanasan jelang lawan Monfils. Saya capek, gugup, dan merasa tidak nyaman. Saya membawa pikiran itu ke pertandingan karena mengingat kegagalan Nadal, Murray dan Djokovic," tambahnya.
Menjelang bergulirnya Perancis Terbuka ini, banyak kalangan yang mulai meragukan kemampuan Federer, terutama setelah dia dikalahkan Nadal di final Australia Terbuka. Akan tetapi, mantan pemain nomor satu dunia ini bisa membuktikan bahwa dirinya belum "habis" karena berhasil mengalahkan Nadal di turnamen lapangan tanah liat Madrid Terbuka, sepekan menjelang Perancis Terbuka.
Kemenangan atas "si Raja Lapangan Tanah Liat" itulah yang membuat Federer kembali diperhitungkan. Dan, kepercayaan diri sang pemain juga meningkat lagi.