Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Ferrari, di Mana Gengsi F1?

Kompas.com - 13/05/2009, 18:43 WIB

MILAN, KOMPAS.com — Tekad Ferrari untuk mundur dari balapan Formula 1 (F1) pada musim mendatang sudah sangat bulat. Budget cap yang dilontarkan Presiden FIA Max Mosley menjadi pemicunya karena manajemen "Kuda Jingkrak" menilai aturan itu akan memunculkan two-tier series alias balapan dua tingkat dengan aturan yang berbeda pula.

Ya, dengan adanya budget cap, maka tim yang setuju akan mendapatkan sejumlah kemudahan, sedangkan yang menolak akan "dianaktirikan". Artinya, ada dua aturan untuk satu balapan yang sama.

Ferrari yang sudah 60 tahun ambil bagian di F1 sangat tidak setuju dengan hal tersebut karena akan terjadi standar ganda. Padahal, dalam sebuah olahraga, aturan yang sama harus diterapkan kepada semua peserta.

"Aturan yang sama bagi semua tim, stabilitas regulasi, kelanjutan upaya FOTA secara metodologis dan progresif untuk mengurangi biaya, serta pengaturan yang baik untuk F1 adalah prioritas masa depan. Jika prinsip-prinsip yang tak tergantikan ini tidak dihormati dan bila regulasi yang diadopsi pada 2010 tidak berubah, Ferrari tak berniat mengikutsertakan mobilnya pada musim depan," demikian pernyataan Ferrari setelah manajemen mengadakan pertemuan di Maranello, Selasa (12/5) waktu setempat.

Sadar bahwa keputusannya pasti menyisakan rasa sedih di hati para penggemarnya, kubu "Scuderia" langsung mengeluarkan pernyataan maaf. Mereka meminta para fans mengerti dengan "pilihan menyedihkan" itu karena mundur mungkin menjadi langkah terbaik untuk menegakkan sportivitas F1.

Sebenarnya, budget cap yang digagas Mosley adalah untuk memotong anggaran biaya semua tim F1 bahwa dana yang diperbolehkan hanya 40 juta poundsterling (sekitar Rp 627,870 miliar). Nilai tersebut di luar biaya mesin, pemasaran, hospitality, gaji pebalap, denda, dan penalti yang dijatuhkan FIA.

Namun, bagi tim-tim pabrikan yang memiliki dana "tak terbatas", aturan itu tentu saja membatasi ruang geraknya. Karena itu, wajar jika mereka "memberontak", seperti yang diutarakan mantan bos Ferrari, Eddie Jordan.

Menurutnya, aturan baru tersebut bakal mencegah Ferrari untuk kembali ke puncak kejayaannya setelah pada awal musim ini menuai hasil sangat tidak memuaskan, bahkan terburuk sepanjang sejarahnya. Dari lima seri yang telah dilakoni, Ferrari baru mengumpulkan enam poin, jauh tertinggal dari tim debutan, Brawn GP, yang kini memimpin klasemen konstruktor dengan total 68 poin.

Dengan adanya pembatasan biaya, Ferrari pasti sulit mengembangkan teknologi yang paling mutakhir agar musim depan mereka tidak terseok-seok seperti sekarang. Padahal, tim yang bermarkas di Maranello tersebut adalah yang tersukses di F1 karena 15 kali menempatkan pebalap jadi juara dunia dan 16 kali menjadi juara konstruktor. Kimi Raikkonen adalah pebalap terakhir Ferrari yang menjadi juara dunia pada tahun 2007.

Ferrari adalah salah satu tim F1 terkaya. Pada kuarter pertama 2009, dilaporkan omzet mereka mencapai 600 juta dollar AS (sekitar Rp 6,213 triliun) dan keuntungan penjualannya 73 juta dollar AS (sekitar Rp 755,886 miliar). Nah, dengan kondisi keuangan yang sangat sehat, Ferrari pasti tak terpengaruh dengan krisis ekonomi global yang masih melanda dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Bayern Vs Madrid, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Bayern Vs Madrid, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Timnas Indonesia
Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Liga Indonesia
Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Timnas Indonesia
PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

Liga Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Timnas Indonesia
Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Badminton
Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Liga Indonesia
Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Liga Indonesia
Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Liga Indonesia
Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Timnas Indonesia
Bayern Vs Madrid, Satu Paket yang Diperlukan untuk Singkirkan El Real

Bayern Vs Madrid, Satu Paket yang Diperlukan untuk Singkirkan El Real

Liga Champions
Rizky Ridho Melakukan Pelanggaran Serius

Rizky Ridho Melakukan Pelanggaran Serius

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com