A Tomy Trinugroho
Beijing, Kompas — Perjuangan keras Olga Kaniskina mempersiapkan diri menghadapi Olimpiade Beijing 2008 berbuah sangat manis. Di tengah hujan yang mengguyur Beijing, atlet Rusia itu, Kamis (21/8), berhasil memenangi lomba jalan cepat 20 kilometer putri. Mencetak waktu tempuh 1 jam 26 menit 31 detik, Kaniskina tak hanya merebut emas, tetapi juga memecahkan rekor olimpiade. "Saya sangat gembira. Menang di olimpiade merupakan sesuatu yang sangat sulit," ujar Kaniskina sambil tersenyum manis dalam konferensi pers.
Lomba jalan cepat 20 kilometer berlangsung berat karena hujan yang cukup deras mengguyur Beijing. Namun, Kaniskina membuktikan, hujan tidak mampu menghalanginya mewujudkan mimpi menjadi juara olimpiade.
Tetesan air yang membasahi wajahnya selama lomba—sehingga sedikit mengganggu pernapasannya—seperti tidak memberi pengaruh apa-apa. ”Kalau tidak hujan, mungkin saya bisa memecahkan rekor dunia,” tuturnya.
Rekor dunia jalan cepat 20 kilometer putri adalah 1 jam 25 menit 41 detik, yang dicetak rekan satu negara Kaniskina, Olimpiada Ivanova, pada 2005. Sebelum diperbaharui oleh Kaniskina, rekor nomor ini pada ajang olimpiade adalah 1 jam 29 menit 5 detik, yang dicetak Wang Liping asal China (Sydney, 2000).
Kaniskina tampil sangat konsisten sepanjang lomba. Juara dunia 2007 itu selalu berada paling depan sejak awal lomba. Lawannya yang cukup berat pada hampir sepanjang lomba antara lain Maria Vasco asal Spanyol. Namun, sekitar 2 kilometer menjelang finis di stadion utama Olimpiade Beijing 2008, Vasco keteteran. Sebaliknya, Kaniskina mampu terus mempertahankan konsistensinya.
Pada 1 kilometer terakhir, tekanan dari lawan semakin besar. Vasco kembali berusaha mengejar Kaniskina. Tidak hanya Vasco yang berjuang mati-matian menyalip Kaniskina, tetapi juga atlet tuan rumah, Liu Hong, Kjersti Platzer asal Norwegia, dan Elisa Rigaudo asal Italia.
Kaniskina sungguh memiliki daya tahan yang sangat baik. Memasuki stadion yang mendapat sebutan Bird Nest atau Sarang Burung itu, ia berada di depan. Ia mempercepat langkahnya, tetapi tetap berhati-hati supaya langkahnya tidak berubah menjadi gerakan berlari yang bisa berujung pada diskualifikasi.
Tepuk tangan riuh dari penonton mengiringi langkah-langkah terakhirnya menjelang finis. Setelah mencapai garis finis, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan Kaniskina (23) selain menangis.
Platzer yang menguntit ketat Kaniskina sejak akhir paruh pertama lomba mendapat perak. Ia mencetak waktu tempuh 1 jam 27 menit 7 detik atau lebih lambat 36 detik dari Kaniskina. Pada Olimpiade 2000, Platzer meraih medali perak, sedangkan pada Olimpiade Athena 2004, ia cuma menempati posisi ke-12.