Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Sekadar Numpang Lewat, Ini Strategi Timnas Indonesia di Tour d'Indonesia 2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Bertarung di kejuaraan balap sepeda berskala internasional Tour d'Indonesia (TdI) 2019, Tim Nasional Indonesia mengaku tak ingin sekadar lewat.

"Persiapan kami cukup matang," kata Manajer Timnas Balap Sepeda Indonesia Oldy Sofyan Ali di Jakarta sebagaimana warta laman antaranews.com .

Timnas memang menjadi satu dari 20 tim yang akan berlaga di TdI 2019.

Sementara, TdI adalah ajang balap sepeda yang sudah menjadi agenda Uni Sepeda Internasional (UCI) level 2.1 .

Timnas, sudah barang tentu ingin mencapai hasil terbaik atau menjadi pemenang TdI 2019.

Lebih lanjut, Oldy Sofyan menambahkan, setidaknya ada dua hal yang sudah dilakukan untuk mencapai prestasi.

Pertama, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pelatih.

"Ini untuk penentuan nama pebalap," kata Oldy.

Penentuan ini, imbuh Oldy, untuk merebut peluang mengambil podium.

Nama

Sejauh ini, Oldy memang belum menyebut nama-nama pebalap yang bakal bertarung di TdI 2019.

Sementara, Timnas Indonesia akan diperkenalkan ke publik pada Sabtu (10/8/2019).

Informasi terkumpul menunjukkan ada sembilan nama pebalap yang akan memperkuat timnas.

Mereka adalah Warseno, Hari Fitrianto, Delton Nur Arif Prayogo, dan Woro Fitriyanto.

Selanjutnya, ada nama-nama Bernard Benyamin Van Aert, Andriyan Hidayat, Projo Waseso, Yuda Muhammad, dan Muhammad Fikri Azka.

Kabarnya, dari sembilan nama di atas, bakal diambil lima pebalap.

Dari lima pebalap, tiga nama disebut-sebut adalah Delton Nur Arif Prayogo, Bernard Benyamin Van Aert, dan Projo Waseso.

Kemudian, ada dua nama mengemuka untuk posisi pelatih.

Keduanya adalah Rudy Dwi Januar dan Fito Bakdo Prianji.

Pemetaan

Sementara itu, Oldy mengatakan demi meraih kemenangan di TdI 2019, dirinya bersama pelatih kepala timnas Dadang Harries Purnomo melakukan pemetaan.

"Kami memetakan di mana pebalap timnas Indonesia harus bekerja maksimal untuk mengejar podium," kata Oldy.

"Salah satu pebalap yang diharapkan bisa meraih hasil maksimal adalah Projo Waseso," lanjut Oldy.

Oldy membenarkan bahwa Projo adalah pebalap sprinter.

"Jadi kami sudah memetakan peluang di etape mana yang bisa diambil, terutama yang finish datar," imbuh Oldy.

TdI 2019 menempuh jarak 825,2 kilometer.

Jarak sejauh itu terbagi dalam lima etape.

Etape pertama adalah Candi Borobudur-Ngawi.

Kedua adalah Madiun menuju Batu.

Ketiga adalah Batu menuju Jember.

Keempat Jember menuju Banyuwangi.

Kelima, setelah peserta menyeberang laut ke Bali, rute yang ditempuh adalah Gilimanuk - Bangli.

Lantas, menurut Dadang Harries, strategi yang bisa diambil kemungkinan etape pertama pada finish di Ngawi.

"Yang kedua yang finish di Jember," ujar Dadang.

"Sebelum finish ada turunan cukup panjang," kata Dadang Harries.

Ikhwal tim peserta, ternyata ada 20 tim yang ikut serta.

Dari jumlah itu, 4 di antaranya berasal dari Indonesia.

Keempat tim itu adalah PGN Road Cycling, KFC Cycling Team, Customs Cycling Club, dan Timnas Balap Sepeda Indonesia.

Sementara itu, tim mancanegara yang ikut berlaga antara lain adalah Thailand Continental Cycling Team, Team Sapura Cycling Malaysia, Trengganu Cycling Team Malaysia, Memil Pro Cycling Swedia, dan Kinan Cycling Team Jepang.

Selanjutnya, Pro Touch Cycling Team Afrika Selatan, Brunei Continental Cycling Team, HKSI Pro Cycling Hong Kong, hinga UAE National Cycling.

Pada TdI 2019, kata Dadang Harries, pebalap timnas bakal bertarung langsung dengan pebalap timnas yang memperkuat tim masing-masing.

Empat nama yakni Aiman Cahyadi, Jamalidin Novardianto, Abdul Gani, dan Selamat Juangga memperkuat KFC Cycling Team.

Hal sama juga akan terjadi antara pebalap timnas Indonesia berhadapan dengan pebalap andalan timnas yang membela Customs Cycling Club.

https://olahraga.kompas.com/read/2019/08/06/19454858/tak-sekadar-numpang-lewat-ini-strategi-timnas-indonesia-di-tour-dindonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke