DENPASAR, KOMPAS.com - Matahari belum memancarkan sinar teriknya.
Udara di seputaran Lembang, Kabupaten Bandung Barat, juga masih terbilang dingin.
Akan tetapi, kondisi seperti itu, justru menjadi tantangan bagi Gregor Hadi Nitihardjo untuk beranjak dari peraduan.
Hadi, begitu biasanya, pria ini disapa, tinggal di kompleks SOS Children's Villages Lembang.
Jaraknya cuma sepelemparan batu dengan peneropongan bintang Boscha.
"Saya berolahraga lari biasanya mulai jam setengah enam pagi," ujar Hadi yang juga Direktur Nasional SOS Children's Villages Indonesia.
Dia mengatakan hal tersebut pada sela-sela penyelenggara lari ultramaraton penggalangan dana bertajuk Run To Care (RTC) 2019 yang menempuh jarak 150 kilometer dari Denpasar menuju Tabanan di Provinsi Bali.
SOS Children's Villages Indonesia adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada pendampingan anak.
"Saya lebih suka berlari seorang diri," kata pria berusia 55 tahun ini.
Lembang adalah daerah di kawasan utara Bandung, tepatnya Kab Bandung Barat.
Dekat dengan Gunung Tangkuban Parahu, kawasan ini berada di ketinggian antara 1.312 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 2084 mdpl.
Rata-rata, Hadi menempuh jarak 10 kilometer saat berolah raga lari.
Dia juga senang menambah jarak larinya hingga 20 kilometer.
"Biasanya jarak itu saya menuju Tangkuban Parahu," tuturnya.
Hadi, bapak satu anak ini, suka dengan lintasan menanjak.
"Lebih ada tantangan lari di tanjakan daripada di jalur yang rata ya," katanya.
Rutin berlari sedikitnya dua kali seminggu membuat Hadi merasakan manfaatnya.
"Badan terasa sehat," katanya.
Seorang diri
Lantas, ikhwal lebih memilih berlari seorang diri ketimbang bersama sama dengan pelari lainnya, Hadi rupanya punya pertimbangan sendiri.
"Saya jadi punya waktu berkomunikasi dengan diri sendiri saat berlari," ungkapnya.
Sejauh pengalamannya, papar Hadi, berkomunikasi dengan diri sendiri punya faedah.
"Dengan seringnya berkomunikasi itu, saya terbantu menemukan solusi dari, misalnya, beban pekerjaan yang berat," kata blasteran Jawa-Swiss ini.
"Jadi, saya dapat dua manfaat dari berolahraga lari," katanya.
Lebih lanjut, Hadi mengatakan bahwa pihaknya masih terus mengupayakan penggalangan dana bahkan hingga RTC 2019 usai.
RTC 2019 dilaksanakan tiga hari mulai 26 Juli 2019.
"Penggalangan dana melalui crowdfunding kami buka hingga 17 Agustus 2019," kata Hadi.
Data termutakhir menunjukkan, total dana yang sudah terkumpul menyentuh angka Rp 2,5 miliar.
RTC 2019 melibatkan 300 pelari dari 90 komunitas lari, serta 6400 donatur.
"Kami ingin mewujudkan pengasuhan berkualitas bagi 5.500 anak," ujar Hadi.
SOS Children's Villages Indonesia ada di 10 kota di Indonesia, salah satunya ada di Tabanan.
https://olahraga.kompas.com/read/2019/07/28/00475258/berolahraga-lari-seorang-diri-ini-faedahnya