KOMPAS.com - Gelar juara dunia panjat tebing yang diraih Alfian Muhammad Fajri bukanlah yang pertama.
Alfian baru saja menjadi juara dunia panjat tebing nomor speed world record dalam kejuaraan IFSC Climbing World Cup Chamonix, di Perancis, pada Jumat (12/7/2019) waktu setempat.
Pada April 2019, dia juga berhasil meraih emas dalam Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2019 di Chongqing, China, Jumat (26/4/2019).
Ketika itu, Alfian berhasil menjadi juara dunia di nomor speed putra setelah mencatatkan waktu 5,970 detik.
Atlet asal Solo itu mengalahkan pemanjat tebing dari Ukraina, Kostiantyn Pavlenko, yang meraih medali perak setelah mencatatkan waktu 6.315 detik.
Sementara itu, medali perunggu jatuh ke tangan atlet Rusia, Sergey Rukin.
Ini menjadi medali emas pertama yang berhasil diraih Alfian M Fajri di Piala Dunia Panjat Tebing IFSC.
Sebelumnya, Alfian juga menyabet medali emas untuk Indonesia pada Asian Championship 2019, November tahun lalu.
Kala itu, dia bersanding dengan dua atlet lain Indonesia di podium, yakni Sabri dan Aspar Jaelolo.
Alfian mengaku kunci kemenangannya adalah ketenangan. Saat mampu menguasai diri dan fokus, dia berhasil menjadi yang terbaik.
"Saya merasa semakin tenang dalam menghadapi tekanan," ujar Alfian dikutip dari laman FPTI, Sabtu (13/7/2019).
"Di era speed, ini pertama kalinya kita juara dunia di Eropa," ujar Manager Timnas Panjat Tebing Pristiawan Buntoro.
Selain Alfian, ada atlet Indonesia lainnya yang juga berlaga di IFSC Climbing World Cup Chamonix, yakni Aspar Jaelolo. Hanya saja, dia gagal melaju ke perempat final.
Sementara itu, di nomor speed putri, Aries Susanti Rahayu dan Nurul Iqamah juga berhasil lolos ke putaran final.
Aries gagal di perebutan perunggu, sedangkan Nurul gagal melaju ke perempat final.
https://olahraga.kompas.com/read/2019/07/13/15535008/gelar-juara-dunia-panjat-tebing-alfian-bukan-yang-pertama