CHRISTCHURCH, Kompas.com - Dua pecinta sepakbola yang menjadi korban penembakan di Christchurch pekan lalu, dimakamkan Kamis (21/03/2019), termasuk seorang remaja yang bercita-cita menjadi penjaga gawang Manchester United.
Ratusan pelayat -banyak di antara mereka adalah pelajar sekolah- mengantarkan pemakaman Sayyad Milne yang baru berusia 14 tahun serta Tariq Omar (24 tahun).
Keduanya adalah termasuk dalam 50 orang yang tewas akibat penembakan membabi buta yang dilakukan oleh Brenton Tarrant di dua mesjid di Christchurch, Jumat pekan lalu.
Pengamanan dilakukan dengan sangat ketat dengan anggota polisi wanita yang bertuga mengenakan kerudung kepala berwarna hitam. Sementara ratusan relawan -termasuk anggota gang motor- membantu khusuknya upacara pemakaman.
Sayyad dan Tariq merupakan korban penembakan brutal yang terjadi di Mesjid Al Noor saat keduanya tengah mengikuti shalat Jumat.
Ayah Sayyad yang berusaha menahan kepedihan selama upacara, mengatakan putranya seorang yang menyenangkan, dicintai namun memiliki keberanian seperti seekor singa. "Änak kecil saya yang istimewa ini harus berjuang untuk hidup dengan baik sejak awal. Saat ini ada lubang besar di hati saya yang lebih besar daripada lubang akibat peluru yang menembus tubuh anak saya," kata ayah Sayyad, John Milne.
Ia juga menceritakan bagaimana Sayyad pernah juga nyaris meninggal saat kelahirannya. "Sepanjnag hidupnya, ia bercita-cita ingin menjadi penjaga gawang di klub Inggris, Manchester United," kata John.
Namun penembakan di Jumat ini telah membunuh impian besarnya tersebut. "Anak kecilku yang menyenangkan. Kami akan selalu merindukanmu. Terimakasih atas kehadiranmu."
Ibu Sayyad dan adiknya, Shuyab juga hadir di pemakaman.
Sementara Tariq Omar yang merupakan pelatih sepakbola Sayyad digambarkan sebagai seorang yang baik dan rendah hati. Sayyad dan Tariq merupakan anggota komunitas sepakbola Cashmere School .
https://olahraga.kompas.com/read/2019/03/21/18265758/dua-korban-penembakan-christchurch-itu-penggila-bola