TOKYO, Kompas.com - Seorang penggemar Olimpiade fanatik asal Tokyo, Naotoshi Yamada (92) yang selalu hadir sejak 1964 meninggal dunia justru jelang pesta olahraga empat tahun tersebut berlangsung di negaranya tahun depan.
Yamada, 92, seoreang pebisnis meninggal dunia 9 Maret lalu akibat gagal jantung. Ia selalu hadir menyaksikan secara langsung Olimpiade sejak diselenggarakan di Tokyo pada 1964.
Tak kurang dari empatbelas Olimpiade telah dilewati Yamada yang membuatnya mendapat julukan sebagai "paman Olimpik." Setiap penyelenggaraan Olimpiiade ia selalu mendapat liputan televisi Jepang sebagai suporter fanatik tim Olimpiade Jepang.
Setiap hadir di depan publik, Yamada dikenal dengan ciri mengenakan kimono, topi emas dengan logo bendera Jepang serta senyumnya yang khas.
"Setelah hidup selama 92 tahun menyebarkan kegembiraan, Naotoshi Yamada, pendukung utama Olimpiade telah meninggal dunia pada 9 Maret 2019," tulis situs Yamada yang dikelola oleh yayasan yang didirikannya.
Lahir pada 1926, Yamada merupakan orang yang sukses dalam bisnis barang ru7mah tangga. Ia juga terlibat dalam bisnis hotel dan perumahan.
Namun di luar itu, ia dikenal sebagai seorang yang sangat senang dengan olahraga, terutama hal-hal berbau Olimpiade. Sejak Tokyo 1964, ia juga hadir di Meksiko 1968, Muenchen 1972, Montreal 1976, Moskow 1980, Los Angeles 1984, Seoul 1988, Barcelona 1992, Atlanta 1996, Sydney 2000, Athens 2004, Beijing 2008, London 2012 dan Rio de Janeiro 2016.
Ia juga menonton Olimpiade musim dingin saat berlangsung di Nagano Jepang pada 1998 dan berhasrat hadir saat pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.
Mulai menyukai Olimpiade pada usia 38, Yamada pernah menjadi pusat perhatian penonton saat melakukan "kesalahan"pada Olimpiadee Meksiko 1968. Ia hadir di lapangan dengan mengenakan kimono yang dipadukan sombrero, topi khas Meksiko dan memberi dukungan kepada seorang atlet di nomor 5000 meter. Namun Yamada salah menyangka pelari asal Meksiko tersebut sebagai atlet dari Jepang.
Para penonton asal Meksiko kemudian "membalas" kesalahan Yamada tersebut dengan memberi dukungan kepada atlet Jepang dan menunjukkan bahwa dukungan bisa mengatasi sekat negara. "Yamada melihat dan sangat percaya kekuatan dari memberi dukungan," tulis situsnya.
https://olahraga.kompas.com/read/2019/03/18/17374558/paman-olimpik-meninggal-jelang-olimpiade-tokyo