Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penjelasan Ketum Perbasasi soal Anggapan Stereotip Gender di Bisbol

JAKARTA, KOMPAS.com - Unggahan akun Twitter dengan nama @baseballputri sedang viral dalam beberapa hari terakhir.

Selain berisi seputar penggalangan dana, unggahan juga berisi keluhan seputar masih adanya "stereotip" gender dalam olahraga bisbol.

Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa atlet putri hanya bisa bermain bisbol hingga usia 12 tahun. Setelah itu, mereka harus pindah ke softball karena bisbol dianggap olahraga untuk kaum lelaki.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (PB Perbasasi) Andhika Mohammad Yudhistira Monoarfa menyampaikan penjelasan mengenai hal tersebut.

Menurut Andhika, cabang bisbol putri memang merupakan cabang yang tergolong baru diperkenalkan kembali oleh Federasi Bisbol Internasional.

"Bahkan, sebagai contoh nanti di SEA Games 2019 nomor bisbol putri belum tentu dipertandingkan karena di Asia Tenggara hampir tidak ada yang memainkan ini," kata Andhika di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (4/3/2019).

"Indonesia adalah negara kedua di Asia Tenggara yang memaksakan supaya ada. Jadi, ini nomor yang betul-betul masih baru," kata Andhika.

Andhika menjelaskan, para pemain timnas bisbol putri yang ingin bertanding di Australia adalah anak-anak yang belum lama dibina oleh PB Perbasasi.

"Kejuaraan-kejuaraan yang mereka akan ikuti adalah kejuaraan-kejuaraan yang sebenarnya baru," ujar Andhika.

Andhika mengapresiasi upaya para pemain timnas putri yang menggalang dana untuk bisa berangkat ke Australia. Ia menganggap hal tersebut sebagai kegiatan yang positif.

"Untuk anak-anak di bawah 18 tahun, pasti orangtuanya kan yang bertanggung jawab. Orangtuanya yang meminta mereka untuk diikutsertakan," katanya.

Andhika menyatakan, Kemenpora menyatakan akan ikut membantu mendukung keberangkatan timnas bisbol putri.

https://olahraga.kompas.com/read/2019/03/04/16431868/penjelasan-ketum-perbasasi-soal-anggapan-stereotip-gender-di-bisbol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke