Pernyataan itu disampaikan Saina Nehwal saat ditemui para awak media seusai laga di area mixed zone Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Sebagai pemain yang juga pernah mengalami cedera parah, Nehwal sangat memahami insiden Marin tersebut.
"Tentu tidak menyenangkan melihat situasi seperti tadi. Itu terasa menyakitkan. Sebagai orang yang pernah cedera pada 2-3 tahun terakhir, melihat kejadian di lapangan seperti tadi benar-benar menyakitkan buat saya," kata Nehwal.
"Saya tahu bagaimana itu berdampak kepada mental. Ketika saya cedera pun saya merasa sangat sedih, bahkan saya mengalaminya sebelum Olimpiade Rio 2016. Saya juga harus menjalani operasi," tutur dia.
Carolina Marin mengalami cedera di lutut sebelah kanan ketika pertandingan baru berjalan 10 menit. Kala itu, dia sebenarnya sedang unggul 9-4 atas Nehwal.
Cedera bermula saat Marin menjejakkan kaki di lapangan seusai melakukan lompatan untuk memukul shuttlecock.
Ia terjatuh dan terlihat memegangi lutut sebelah kanannya sambil menangis karena kesakitan.
Marin sempat berusaha untuk melanjutkan pertandingan, tetapi akhirnya dia tak kuasa menahan rasa nyeri di lututnya.
Wasit akhirnya memutuskan bahwa Nehwal dinyatakan menang retired lantaran Marin tak bisa lagi melanjutkan pertandingan.
Menjadi juara dengan cara seperti itu jelas bukanlah keinginan Nehwal. Ia pun berharap Marin bisa segera pulih.
"Saya tahu betapa sulitnya ketika seorang pemain yang mengalami cedera seperti itu. Memang terkadang sulit untuk mengontrol kondisi fisik meski kita benar-benar sudah menjaganya," kata Nehwal.
Secara keseluruhan, Nehwal dan Marin sudah 12 kali bertemu pada berbagai turnamen.
Dari semua pertemuan, kedua pebulu tangkis sama-sama sudah mengemas enam kemenangan.
https://olahraga.kompas.com/read/2019/01/27/18344208/saina-nehwal-ikut-prihatin-dengan-cedera-yang-dialami-carolina-marin