Medali emas itu diraih oleh Angga Dwi Wahyu Prahesta yang masih berusia 17 tahun.
Remaja kelahiran Lumajang, Jawa Timur, itu sukses mengungguli Venkappas Kengalagutti (India) dan Chih Sheng Chang (Taiwan).
Menurut sang pelatih, Dadang Haris Purnomo, pencapaian Angga merupakan sejarah baru bagi atlet junior Indonesia selama berpartisipasi pada ATC.
"Saya hampir tidak percaya. Ini sejarah bagi kelas junior kita sepanjang ada kejuaraan Asia di nomor apapun," ujar Dadang dengan mata berkaca-kaca karena terharu.
"Tentunya ini menjadi pembuktian bahwa pembinaan di PB ISSI telah melaksanakan tugasnya," tutur dia menambahkan.
Angga yang ditemui seusai perlombaan pun mengaku tak menyangka bisa memenangi scratch race.
Bagi Angga, scratch race ini merupakan salah satu nomor perlombaan yang tergolong sulit.
"Waktu dua lap terakhir mau finis, saya lihat ke belakang lawan-lawan sudah copot (jauh) semua. Dari situ saya merasa mampu untuk menang," ucap Angga.
"Awalnya saya cuma menargetkan perunggu. Soalnya saya baru kali pertama ikut kejuaraan Asia," tutur dia.
Bagi Indonesia, ini adalah emas kedua sepanjang penyelenggaraan ATC 2019. Sebelumnya, tuan rumah meraih medali emas dari Muhammad Fadli Immammuddin yang turun di kategori paracycling nomor individual pursuit putra C4-C5.
https://olahraga.kompas.com/read/2019/01/10/22220738/sejarah-atlet-sepeda-indonesia-raih-emas-scratch-race-junior-atc-2019