Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Olahraga: Panggung Kehidupan dan Isu Dunia

Dalam pertarungan perebutan juara kelas ringan UFC itu, Khabib mendominasi setiap ronde. Pada ronde keempat, pertarung Rusia itu memenangi pertandingan dengan TKO melalui submission.

Pertandingan ini adalah laga kedua terbesar sepanjang sejarah UFC. Jumlah penonton mencapai 20.034 orang, dan hasil penjualan tiket pun mencapai 17.200.000 dollar AS.

Kedua petarung, McGregor maupun Nurmagomedov, telah mengantongi bayaran yang terjamin, masing-masing sebesar 3 juta dan 2 juta AS dollar. Selain itu, laga tersebut juga menjadi laga pertama kembalinya Conor McGregor ke ranah UFC, yang sebelumnya pada tahun lalu, pernah bertarung tinju melawan Floyd Mayweather (41).

Sayang, laga seru itu harus berakhir dengan sebuah insiden yang disebut oleh Presiden UFC, Dana White, sebagai “menjijikkan”.

Setelah memenangi pertandingan, Nurmagomedov terlihat adu mulut dengan salah satu anggota tim McGregor, hingga ia lalu melompat keluar arena pertandingan dan memukul orang tersebut.

Dua orang dari tim Nurmagomedov pun melompat masuk dan sempat memukul McGregor. Kericuhan yang dimulai oleh para atlet itu, juga berdampak pada penonton. Mereka terlihat ikut berkelahi di dalam maupun di sekitar arena pertandingan.


Taktik psikologis

Selama ini, McGregor memang dikenal sebagi sosok yang suka memainkan suasana psikologis lawannya melalui perkataan yang kurang sopan dan provokatif. Ini sudah menjadi bagian dari strategi permainan McGregor, yang bertujuan untuk menguasai pikiran lawan, tetapi juga untuk mempromosikan pertandingan tersebut.

Di sisi lain, Nurmagomedov adalah sosok yang mengalami dan melihat sendiri berbagai dampak kemiskinan serta korban terorisme yang banyak terjadi di Dagestan, tempat tinggalnya.

Pertikaian antaraliran agama dan antaretnis di wilayah itu, membuat statistik terorisme di Dagestan tertinggi di Rusia.

Maka, ketika kubu McGregor menyinggung latar belakang dan asal usul Dagestan itu, Nurmagomedov langsung menjawab, “Tarung UFC ini adalah olahraga yang terhormat, bukan sebuah olahraga trash-talking (penghinaan untuk mengintimidasi dan menjatuhkan mental lawan). Saya ingin mengubah keadaan. Jangan bicarakan agama dan kebangsaaan!”

Memang trash-talking sudah menjadi bagian dari olahraga, apalagi pada industri fighting, karena psikologi dan situasi yang dimunculkannya, memiliki peran yang cukup besar terhadap performa seorang atlet. Kekuatan mental dan profesionalisme menjadi kunci utama bagi para atlet untuk menjaga performa dan tingkat emosi.

Bagi seorang atlet seperti Floyd Mayweather, mungkin provokasi yang dilakukan oleh McGregor, dianggap lazim. Tidak demikian dengan Nurmagomedov yang memiliki latar belakang berbeda.

Halaman berikutnya: Pelajaran untuk olahraga Indonesia



Pelajaran untuk olahraga Indonesia

Walaupun tidak seratus persen sama, kejadian ini tentu mengingatkan kita pada kondisi sepak bola di Indonesia, di mana fanatisme pendukung lagi-lagi telah mencoreng citra sepak bola dan olahraga Indonesia pada umumnya.

Setelah insiden, yang mengakibatkan tewasnya seorang pendukung Persija pada pertandingan Persib melawan Persija bulan lalu, nyanyian rasisme kembali terdengar pada pertandingan derby Arema melawan Persebaya, Sabtu (6/10/2018) pekan lalu. Pada akhir pertandingan, pendukung pun kembali memasuki lapangan dan menganggu keamanan para pemain.

Dari perbandingan antara insiden Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov, dengan berbagai kejadian memalukan dalam persepakbolaan Indonesia, tampaknya ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari UFC untuk menghadapi krisis seperti itu dengan lebih baik.

Keputusan terbesar pertama yang diambil oleh Dana White, Presiden UFC, adalah tidak memberikan sabuk juara kepada Nurmagomedov.

Pada saat itu, White hanya memikirkan keamanan penonton, di mana jika sabuk tersebut diberikan kepada petarung Rusia yang menang itu, akan banyak penonton yang marah dan mungkin melempar botol ke arena pertandingan, karena Nurmagomedov tidak merepresentasikan seorang champion.

Nilai-nilai mendasar dan masalah esensial inilah yang menjadi driver bagi Dana White dalam pengambilan keputusan tersebut.

Peran para atlet saat dalam menanggapi insiden antara dua petarung beda negara itu, juga menunjukkan kualitas dan profesionalisme mereka. McGregor yang dianggap menjadi victim pada insiden tersebut, terlihat lebih fokus untuk memperbaiki dan kembali bertanding setelah kekalahannya.

Hal ini terlihat dari unggahan di akun media sosialnya. Pada kenyataannya, McGregor tidak menggugat kedua teman Nurmagomedov yang telah ditangkap.

Petarung Irlandia itu sadar, melalui provokasinya dia juga telah menjadi pemicu dari insiden tersebut. Pada saat yang bersamaan, beberapa atlet elite lainnya seperti Daniel Cormier (39), juara bertahan kelas berat dan light-heavyweight UFC, langsung memasuki arena untuk mengendalikan suasana.

Tampak sekali, ketika terjadi chaos, ada kesatuan kuat dari para stakeholders UFC untuk menenangkan suasana dan mencari solusi. Nurmagomedov pun memulai jumpa persnya dengan meminta maaf.

Banyak yang berkomentar, sudah lebih dari 18 tahun, olahraga tarung ini berjuang untuk bisa diterima masyarakat. Maka insiden seperti ini memang bisa merusak citra dan penghargaan masyarakat terhadap olahraga keras ini, katanya.

Adanya kerjasama antara UFC sebagai promotor, Nevada Athletic Commisions sebagai regulator atlet, serta polisi metropolitan Las Vegas sebagai penanggung jawab keamanan publik, mampu memperkecil dampak negatif dari insiden Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov tersebut.

Lalu, UFC juga menyerahkan seluruh persoalan kepada Nevada Athletic Commisions untuk memberikan hukuman kepada Nurmagomedov dan pihak-pihak lain yang terkait. Baru setelah itu, sebagai Presiden UFC, Dana White akan memberikan sanksi kepada promotor.

Di sini, terlihat adanya penerapan sebuah sistem, aturan, dan kode etik, yang sangat bermanfaat guna menghadapi dan menyelesaikan krisis seperti ini. Setiap bidang atau setiap bagian memfokuskan diri kepada tanggungjawab dan ranahnya masing-masing.


Kembali ke nilai dasar olahraga 

Pada berbagai insiden kerusuhan pada event olahraga Indonesia, ternyata banyak kalangan masyarakat dan kelompok, yang secara emosional tidak terlibat, justru tidak mampu dan tidak bisa memilih sikap yang lebih bijak guna mengurangi provokasi yang memperkeruh suasana.

Di sinilah, nilai-nilai dan regulasi yang dijunjung oleh olahraga, harus menjadi basis dalam mengambil sebuah keputusan. Daripada mencari siapa yang salah, stakeholder olahraga bisa memfokuskan diri pada akar permasalahannya, mencari solusi yang kemudian dilanjutkan dengan sebuah action plan yang konkret.

Dalam hal ini, konsistensi juga menjadi kunci dari revolusi olahraga tersebut, baik dalam menjalankan program development dan edukasi, sampai ke masalah menjatuhkan dan menjalankan sanksi dan hukuman.

Olahraga bisa menjadi sebuat alat yang sangat powerful untuk sesuatu yang positif maupun yang negatif. Melalui olahraga, berbagai macam isu mendasar dunia, seperti rasisme, bullying, nasionalisme, dan berbagai isu kemanusiaan lainnya, bisa sangat terekspose dan terlihat dengan jelas.

Membunuh karena fanatisme memang sebuah tindakan kriminal, namun betapa sering kita mendapati orang-orang, yang di dalam situasi krisis itu justru mengabadikan momen tersebut, dan bukan mencari bantuan.

Dua pekan lalu, pada pertandingan golf Ryder Cup, seorang penonton terkena bola pemain sampai buta. Saat itu, tidak sedikit penonton yang lebih sibuk merekam kejadian tersebut.

Isu-isu dalam olahraga juga merupakan isu-isu dunia, yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini, organisasi-organisasi olahraga memiliki peran yang lebih besar dalam memberikan influence dan edukasi terhadap seluruh stakeholders, baik itu para fans, para sponsor, maupun para atlet atau pemain itu sendiri.

Konsistensi terhadap nilai-nilai serta tujuan mulia dari olahraga, hendaknya menjadi kunci utama dalam mengambil keputusan dalam semua event olahraga, terutama pada saat terjadi krisis, semacam insiden Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov, korban jiwa pada pertandingan Persib vs Persija, atau nyanyian rasisme saat derby Arema vs Persebaya.

https://olahraga.kompas.com/read/2018/10/11/15561038/olahraga-panggung-kehidupan-dan-isu-dunia

Terkini Lainnya

Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Liga Indonesia
Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Sports
Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Sports
Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Badminton
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Badminton
Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

Timnas Indonesia
Evaluasi Febri Hariyadi, Mulai Dapat Kesempatan Lagi di Persib

Evaluasi Febri Hariyadi, Mulai Dapat Kesempatan Lagi di Persib

Liga Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Balas Kekalahan Ginting, Indonesia 1-1 India

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Balas Kekalahan Ginting, Indonesia 1-1 India

Badminton
Irak Vs Indonesia, Alasan Shin Tae-yong Fokus Fisik dan Mental Garuda

Irak Vs Indonesia, Alasan Shin Tae-yong Fokus Fisik dan Mental Garuda

Timnas Indonesia
Rekap Persib di Regular Series, Top Assist - Menit Bermain Terbanyak 

Rekap Persib di Regular Series, Top Assist - Menit Bermain Terbanyak 

Liga Indonesia
Irak Vs Indonesia, STY Yakin kepada Rafael Struick

Irak Vs Indonesia, STY Yakin kepada Rafael Struick

Liga Indonesia
Irak Vs Indonesia: Saat STY Masih Terbayang Kekalahan di Semifinal…

Irak Vs Indonesia: Saat STY Masih Terbayang Kekalahan di Semifinal…

Timnas Indonesia
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke