Latihan 6 Jam Sehari Jadi Kunci Sukses Sarah Raih Emas Asian Games

KEDIRI, KOMPAS.com - Keberhasilan atlet pencak silat Indonesia, Sarah Tria Monita, meraih medali emas Asian Games 2018 menjadi buah dari kerja kerasnya.

Sarah melalui jalan terjal penuh disiplin dan dedikasi untuk mewujudkan mimpi menyumbangkan medali emas untuk Indonesia.

Atlet 23 tahun asal Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ini mulai menekuni pencak silat sejak 2010. Saat itu, dia masih duduk di sekolah menengah atas (SMA).

Sarah selalu giat berlatih, baik teknik gerakan maupun ketahanan fisik, untuk mempersiapkan penampilan terbaik di Asian Games 2018.

Tak jarang, Sarah harus melahap porsi latihan enam jam setiap hari. 

Latihan dibagi menjadi tiga sesi, yakni pagi dan sore berlatih bersama serta latihan mandiri di malam hari.

"Saya latihan sendiri malam hari saat di rumah," ujar Sarah ditemui di Kediri, Rabu (6/9/2018) malam.

Berbagai perlombaan pencak silat telah Sarah ikuti untuk mengasah kemampuan dan mental bertanding. Dengan demikian, jam terbang Sarah pun bertambah.

Seiring waktu, prestasi demi prestasi diraihnya, baik skala lokal, nasional, hingga internasional. Sarah juga selalu membawa pulang medali emas di hampir setiap perlombaan yang diikuti.

Sebelum turun di Asian Games, Sarah telah menyabet medali emas di Belgia Open, Korea Open, serta Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Bali pada 2016.

Untuk mempersiapkan penampilan di Asian Games, Sarah telah mengikuti pelatnas selama tiga tahun terakhir. Intensitas latihan juga ditambah dari pada porsi biasanya.

Sarah bahkan rela menanggalkan bulan madunya demi pematangan persiapan Asian Games. Padahal, saat itu, dia baru saja menikah dengan atlet pencak silat asal Samarinda, Iqbal Candra Pratama, yang juga meraih medali emas Asian Games 2018.

Dua hari usai bersanding bersama di pelaminan, mereka harus berpisah untuk kembali mengikuti pelatnas sebagai persiapan Asian Games.