Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tiket Ludes tetapi Bangku Kosong Tak Hanya di Asian Games 2018

JAKARTA, KOMPAS.com – Fenomena bangku kosong di venue pertandingan berbagai cabang olahraga pada Asian Games 2018 menjadi perhatian publik karena ketika pertandingan berlangsung, justru deretan kursi penonton banyak yang tak terisi alias kosong.

Antusiasme tinggi masyarakat untuk menyaksikan langsung laga atlet Indonesia harus terbentur pada terbatasnya tiket yang tersedia.

Salah satu contohnya terjadi pada Kamis (23/8/2018) lalu. Sejak pagi terjadi antrean panjang para calon penonton pertandingan bulutangkis. Namun, satu jam setelah loket penjualan tiket dibuka, tiket dinyatakan sudah habis.

Padahal, masih banyak pengantre yang belum mendapatkan tiket.

Menanggapi hal ini, Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC), Erick Thohir, mengungkapkan dua alasan mengapa terdapat bangku kosong, padahal tiket sudah habis terjual.

Erick menyebutkan, bangku-bangku kosong itu memang disediakan khusus, misalnya untuk kontingen negara peserta, pers, perwakilan sponsor, dan lain-lain.

Alasan lainnya, sengaja disediakan bangku kosong untuk memberikan ruang gerak jika harus dilakukan evakuasi di tengah pertandingan.

Ternyata, fenomena bangku kosong tak hanya terjadi di Asian Games 2018. Di berbagai ajang olahraga lainnya, fenomena ini juga terjadi.

Olimpiade Beijing 2008

Dilandir dari pemberitaan Washington Post, 13 Agustus 2008, banyak dijumpai bangku penonton yang kosong pada Olimpiade Beijing 2008.

Dalam berbagai pertandingan, kursi penonton tidak terisi penuh. Bahkan, pada sebuah pertandingan sofbol, bangku penonton hanya terisi 30 persen. Sisanya kosong.

Pihak penyelenggara kemudian mengerahkan ‘cheer squads’ yang dapat diidentifikasi melalui pakaian warna kuning cerahnya, untuk mengisi bangku penonton yang masih kosong.

Penyelenggara juga memberikan penjelasan mengapa banyak kursi penonton yang kosong di berbagai nomor pertandingan.

Alasannya, di antaranya, cuaca buruk sehingga sebagian masyarakat memutuskan untuk membatalkan kehadirannya, peraturan visa yang diperketat sehingga banyak turis asing yang membatalkan kehadirannya, dan tiket yang diperuntukkan untuk tamu VIP serta sponsor banyak dilewatkan karena mereka menginginkan pertandingan final saja.

Olimpiade London 2012

Fenomena ini juga terjadi pada Olimpiade London 2012.

Seperti diberitakan The Telegraph, 29 Juli 2012, survei yang dilakukan The Daily Telegraph menemukan 12.000 bangku penonton, tidak termasuk stadion sepak bola, kosong selama pertandingan Olimpiade London pada 28 Juli 2012.

Angka itu termasuk bangku kosong yang terdapat pada pertandingan favorit seperti tenis, renang, dan gimnastik. Padahal, sebelumnya tiket diumumkan telah habis terjual.

Sebagian bangku kosong itu merupakan jatah para petinggi yang tidak hadir.

Selain itu, 70 ribu tiket terbuang sia-sia karena merupakan jatah untuk negara-negara asing, tetapi tidak laku terjual.

Sementara, pihak agensi asing merasa ongkos yang dibutuhkan untuk mengembalikan tiket-tiket itu terlalu besar.

Tidak hanya itu, 50 ribu tiket ditahan oleh agensi asing dan akan dijual dengan harga tinggi di menit-menit terakhir.

Penyelenggara juga bersikukuh akan memberikan tiket yang tidak digunakan itu untuk masyarakat, dan mengakui besarnya jumlah bangku kosong dalam acara tersebut sangat mengecewakan.

Mereka menyatakan telah menjemput tentara-tentara yang sedang tidak bertugas, anak-anak sekolah, beserta guru-guru untuk datang menyaksikan pertandingan dan mengisi bangku yang kosong.

Olimpiade Rio 2016

Pada Olimpiade 2016 yang berlangsung di Rio de Janeiro, Argentina, seperti diberitakan Foxnews, 18 Agustus 2016, fenomena bangku kosong juga terjadi.

Misalnya, pada salah satu jadwal kompetisi taekwondo. Tiket yang tersedia dijual seharga 21-43 dollar AS terjual habis.

Namun, pemandangan yang terlihat di lokasi pertandingan justru sebaliknya. Sejumlah bangku penonton terlihat kosong.

Hal ini diperkirakan terjadi karena pertandingan dapat disaksikan oleh masyarakat melalui televisi maupun internet, sehingga banyak yang memutuskan untuk tidak hadir di stadion memberi dukungan secara langsung.

Namun, kejadian ini tidak memengaruhi suksesnya penyelenggaraan olimpiade. Olimpiade Rio 2016 tercatat menjadi olimpiade pertama yang diselenggarakan di Amerika Selatan.

Olimpiade PyeongChang 2018

Sementara itu, pada 15 Februari 2018, The New York Times, memberitakan banyaknya bangku penonton yang kosong pada olimpiade musim dingin di PyeongChang.

Saat itu, penyelenggara juga menyatakan tiket untuk umum laris terjual, bahkan mencapai 90 persen dan melampaui target.

Jajaran bangku yang kosong sudah menjadi pemandangan biasa di gelanggang-gelanggang olahraga selama olimpiade berlangsung.

Namun, penyelenggara berupaya untuk mengisinya. Salah satunya dengan mengajak para relawan untuk datang menonton dan membawa serta rombongan mereka dengan menggunakan bus.

Salah satu alasan mengapa bangku penonton banyak tersorot kamera dalam keadaan kosong karena para penonton yang terlambat memasuki area stadion.

https://olahraga.kompas.com/read/2018/08/27/16470978/tiket-ludes-tetapi-bangku-kosong-tak-hanya-di-asian-games-2018

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke