Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atlet Tertua dan Terkaya Tak Pernah Menyerah

JAKARTA, Kompas.com - Ada satu ungkapan dari Oei Wie Gwan, pendiri kerajaan bisnis Djarum yang selalu menjadi pegangan keluarga,"Selalu ada Jalan keluar, jangan pernah putus asa."

Kata-kata ini agaknya yang juga menjadi pegangan buat Michael Bambang Hartono, anak laki-laki  dari Oei Wie Gwan. Setelah ayah mereka meninggal pada 1963, bersama saudaranya,  Robert Budi Hartono mereka mengembangkan bisnis hingga menjadi terbesar di Indoensia. Di  bidang bisnis, filosofi ayah mereka membuat Djarum mampu melewati gonjang-ganjing  dunia politik dan ekonomi Indonesia dan tetap eksis.

Filosofi ini pula yang membuat Bambang yang dilahirkan pada 2 Oktober 1939 ini mampu  mengembangkan salah satu sisi hidupnya yang lain, yaitu olahraga Bridge. "Bagi saya, bridge itu semacam legacy keluarga. Saya mengenal olahraga bridge dari orang tua dan paman saya. Saat masih berusia 6 atau 7 tahun saya sering melihat  mereka bermain bridge di rumah," kata Bambang, Sabtu (11/08/2018).

"Setelah dikenalkan dasar-dasar bermain bridge dari para paman, saya menjadi bagian dari mereka sebagai pemain," lanjut Bambang. Bukan hanya menggeluti bridge sebagai permainan, Bambang memutuskan untuk menjadi pemain bridge secara lebih serius dengan mengikuti kejuaraan mulai 1951.

Bukan hanya sebagai pemain, Bambang kemudian  juga bertindak sebagai pembina dan pengembang olahraga bridge di Indonesia. "Kesulitan terbesar dalam pengembangan olahraga Bridge di Indonesia adalah adanya anggapan salah bahwa Bridge ini adalah salah satu bentuk perjudian. Jadi buat banyak daerah di Indonesia,  penolakan masyarakat kerap terjadi," katanya lagi.

Namun dengan filosofi yang diajarkan ayahnya, Bambang memiliki pengalaman untuk  bisa mengatasi penolakan tersebut. "Pada akhir 70 atau awal 1980-an, saya ditugaskan  ketua umum PB GABSI, Amran Zamzami untuk membentuk pengurus bridge di Aceh dan Sumatera Barat. Saya katakan tidak salah? Saya ini keturunan China dan non muslim. Tetapi ketua umum mengaku yakin saya bisa mengatasi masalah tersebut," katanya.

"Dalam bridge ada tahapan bidding, yaitu pengumpulan data untuk dianalisa, disimpulkan dan diputuskan  strategi apa yang akan kita ambil. Ini yang saya terapkan," katanya. Karena itulah, ia menyadari perlunya pendekatan terhadap dua institusi yang  dominan di kedua provinsi tersebut.  "Saya melakukan pendekatan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk meyakinkan bahwa bahwa bridge itu lebih  ke unsur olahraga dan bukan bentuk perjudian," katanya.

Setelah itu, ia melakukan pendekatan kepada sasaran potensial yaitu kalangan perguruan tinggi. "Saya juga meyakinkan dosen dan juga orang tua mahasiswa dengan penjelasan serupa bahwa bridge adalah bentuk olahraga. Ini pun mulus dijalankan," kenang Bambang.

Setelah persetujuan diperoleh, Bambang baru menerapkan prinsip-prinsip bisnis modern untuk mencari peminat bridge. "Untuk menarik peminat yang kebanyakan pria, saya mengenalkan bridge pertama-tama kepada para mahasiswi. Begitu mereka mau bertanding, pasti para mahasiswa mau berpartisipasi, baik sebagai pemain atau pun sekadar penonton,"  kata Bambang pula.

Filosofi tak pernah putus asa ini muncul lagi ketika sebagai pembina, Michael Bambang Hartono berperan menggolkan bridge untuk dipertandingkan di ajang Asian Games.  Sebagai seorang yang aktif di GABSI,  Presiden South East Asia Bridge Fedreation (SEABF) serta wakil Presiden Asia Pacific Bridge Federation (APBF), Bambang melakukan lobi-lobi kepada para pengambil keputusan di Olympic Council of Asia (OCA).

"Sampai di tingkat OCA pun,  ketua OCA asal  Kuwait, Ahmad Al-Fahad Al-Sabah memiliki  anggapan bahwa  bridge adalah satu bentuk judi juga ada.  Mereka baru bisa menerima setelah dijelaskan bahwa pemain kelas dunia justru berasal dari negara Islam seperti Pakistan, Mesir dan Bangladesh," katanya.

"Perlu lobi yang lama untuk meyakinkan bahwa itu adalah anggapan yang salah sehingga bridge bisa dipertandingkan di Asian Games 2018 di Indonesia ini," katanya. "Bagi saya ini langkah awal untuk mewujudkan impian besar saya melihat bridge dipertandingkan di Olimpiade. Kita perlu dua ajang Asian Games lagi sebagai syarat bridge untuk masuk Olimpiade," katanya.

Sebagai atlet, Bambang menjaga kondisi dengan sangat disiplin. "Untuk menjaga kemampuan berpikir dan analisa, saya mendisplinkan diri dengan  selalu membaca 5 judul buku dalam satu pekan. Kalau dirinci lagi, saya mendisiplinkan diri membaca 200 halaman dalam waktu 3 jam setiap hari. Any kind of book, buku apa saja," lanjutnya.

Pada Asian Games 2018 ini, Bambang yang merupakan atket tertua akan turun di nomor super mixed team bersama atlet senior lainnya Bert Polii, mengejar target dua medali emas. "Saya akan bergabung bersama para atlet di perkampungan atlet. Apalagi kami punya ritual bahwa setiap pagi para pemain dan ofisial berkumpul di kamar saya untuk melakukan persiapan dengan terutama melakukan doa bersama," kata Bambang.

Sebagai seorang pengusaha terkaya di Indonesia,  Michael Bambang Hartono mengaku menghargai bila pemerintah akan memberi bonus Rp 1.5 milyar kepada peraih medali emas. "Kalau saya mendapatkan bonus dari pemerintah, uang tentu akan saya manfaatkan buat pembinaan olahraga bridge. Biar kami memiliki regenerasi," katanya.

https://olahraga.kompas.com/read/2018/08/11/21504778/atlet-tertua-dan-terkaya-tak-pernah-menyerah

Terkini Lainnya

PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Liga Lain
Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Liga Spanyol
Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Liga Indonesia
Venezia Lepas Jay Idzes ke Timnas Indonesia, Meski Berjuang Lebih Dulu

Venezia Lepas Jay Idzes ke Timnas Indonesia, Meski Berjuang Lebih Dulu

Timnas Indonesia
Jadwal Semifinal Championship Series Liga 1, Persib Vs Bali United, Nick Kuipers Intip Peluang Menang

Jadwal Semifinal Championship Series Liga 1, Persib Vs Bali United, Nick Kuipers Intip Peluang Menang

Liga Indonesia
Hasil Thailand Open 2024: Gregoria Gugur, 2 Wakil Indonesia ke Semifinal

Hasil Thailand Open 2024: Gregoria Gugur, 2 Wakil Indonesia ke Semifinal

Badminton
Joel Matip dan Thiago Tinggalkan Liverpool

Joel Matip dan Thiago Tinggalkan Liverpool

Liga Inggris
Upaya FIFA Berantas Rasialisme: Larangan Bertanding hingga Gestur Tangan Menyilang

Upaya FIFA Berantas Rasialisme: Larangan Bertanding hingga Gestur Tangan Menyilang

Internasional
Persib Bandung Vs Bali United, Hodak Siapkan Pasukan Sampai Babak Adu Penalti

Persib Bandung Vs Bali United, Hodak Siapkan Pasukan Sampai Babak Adu Penalti

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Akan Panggil 2 Pemain Tambahan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia Akan Panggil 2 Pemain Tambahan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia
Hasil Thailand Open 2024: Langkah Gregoria Terhenti Usai Berjuang Tiga Gim

Hasil Thailand Open 2024: Langkah Gregoria Terhenti Usai Berjuang Tiga Gim

Badminton
Pemain 14 Tahun Pecahkan Rekor Sergio Aguero di Liga Argentina

Pemain 14 Tahun Pecahkan Rekor Sergio Aguero di Liga Argentina

Liga Lain
Pemain Terlupakan Man City Bisa Dapat Medali Juara Premier League

Pemain Terlupakan Man City Bisa Dapat Medali Juara Premier League

Liga Inggris
Kata Manajer Tim Terkait Ujian Madura United di Championship Series Liga 1

Kata Manajer Tim Terkait Ujian Madura United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke