Seusai Bebas, McGregor Ditantang Tarung Korban Tindakan Anarkisnya

KOMPAS.com - Atlet bela diri campuran (MMA) , Khabib Nurmagomedov, mengaku masih dendam dan ingin bertanding melawan Conor McGregor yang melakukan perusakan bus pada bulan April lalu.

Meskipun dinilai melakukan pelanggaran cukup berat, McGregor hanya dijatuhi hukuman kerja sosial selama lima hari dalam persidangan yang digelar Kamis (26/7/2018) di Brooklyn, Amerika Serikat.

Melihat McGregor tidak dihukum penjara, Nurmagomedov langsung menantang bertarung di arena oktagon untuk melampiaskan dendamnya. Pihak Nurmagomedov bahkan sudah menunjuk event UFC 230 sebagai ajang ideal bagi keduanya untuk saling berhadapan.

"Saya senang McGregor tidak dipenjara, karena saya tidak akan dapat menghukumnya jika demikian," kata pihak Nurmagomedov dikutip BolaSport.com dari MMA Junkie.

"Sekarang dia perlu membawa timnya ke MSG pada November dan menyelesaikan urusan kami," ujar Nurmagomedov menambahkan.

Ajang UFC 230 sendiri bakal berlangsung di Madison Square Garden (MSG), New York, AS, pada 3 November mendatang.

Khabib Nurmagomedov memang menjadi salah satu rival Conor McGregor. Keduanya beberapa kali terlibat perselisihan.

Nurmagomedov bahkan dianggap sebagai biang kekesalan McGregor ketika melakukan tindakan anarkis di Barclays Center, seusai event UFC 223.

Pada UFC 223 itu, Nurmagomedov berpeluang merebut gelar juara kelas ringan yang dicabut dari genggaman McGregor.

Selain itu, konflik antara Nurmagomedov dengan teman McGregor, Artem Lobov, pada sela-sela konferensi pers juga diyakini membuat McGregor dan timnya melakukan tindakan brutal.

Khabib Nurmagomedov kini menjadi pemegang gelar juara kelas ringan UFC setelah mengalahkan Al Iaquinta pada event UFC 223. (Ardhianto Wahyu Indraputra)