Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lilies Handayani, Tiga Generasi Srikandi

JAKARTA, Kompas.com - Mantan atlet panahan nasipnal, Lilies Handayani mengaku pengaruh orang tua sangat besar dalam keberhasilan seorang atlet panahan.

Rasanya belum terlalu lama, saat nama Lilies Handayani menjadi pujaan saat bersama dua rekannya, Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani mampu merebut medali perak di ajang Olimpiade Seoul 1988. Ini adalah medali Olimpiade pertama sejak Indonesia mengikuti Olimpiade modern di Helsinki pada 1952. Medali emas baru direbut di Olimpiade Barcelona, Spanyol 1992 lewat Susy Susanti dan Alan Budikusuma dari cabang bulu tangkis.

Mengingat 1988, Lilies hanya mengatakan bahwa hasil medali perak itu adalah ujung dari suatu proses yang panjang, melelahkan dan berdarah-darah. "Kami mempersiapkan diri dengan spartan bersama pelatih Bang (Donald) Pandiangan almarhum," kata Lilies saat acara  peluncuran tagar #KontingenKebaikan dari Danone-AQUA untuk menyambut Asian Games, di Jakarta, Rabu (25/07/2018).

Menurut mantan atlet asal Jawa Timur kelahiran 1965 ini, apa yang ditampilkan dalam film "Tiga Srikandi," tidak apa-apanya dengan apa yang mereka bertiga harus lalui sebelum berangkat ke Seoul, Korea. "Kami berlatih dari pagi hingga malam hari dan harus  melewati didikan keras dari bang Pandi," kata Lilies lagi. "Namun semua itu memang bermanfaat saat kami tidak mau mengalah dalam pertandingan yang melelahkan di Olimpiade."

Medali perak Olimpiade merupakan puncak pencapaian Lilies sejak ia menekuni olahraga panahan pada 1980-an. "Sampai awal 1980-an, saya masih atlet pencak silat dari perghuruan Perisai Diri. Bahkan saya  pernah menjadi juara nasional," katanya. Kebetulan orang tua Lilies memang menekuni olahraga pencak silat dan panahan.

Ibu Lilies bahkan merupakan mantan atlet panahan yang pernah juga menjadi pemanah nasional pada 1969. "Saat saya baru juara silat, ibu bilang kepada saya. Kamu harus babak belur untuk menjadi juara dan juaranya hanya satu. Tetapi kalau di olahraga panahan, kamu tak perlu babak belur dan bahkan bisa merebut beberapa gelar dari beberapa nomor," kata ibunya.

"Saya kemduian mengikuti anjuran ibu saya ini, apalagi ayah juga merupakan seorang pelatih panahan. Awalnya memang sulit, namun saya hanya ingat kata-kata orang tua saya bila saya mulai putus asa. Kamu itu sudah meneyrah padahal baru saru kali meleset, kami ini sudah berkali-kali meleset tetapi mencoba terus."

Tidak perlu terlalu lama menekuni, Lilies  langsung merebut 1 emas dan 2 perunggu di kejuaraan nasional di Bandung. Sejak itu karirnya terus meningkat hingga menjadi langganan pelatnas panahan dan merebut medali perak Olimpiade 1988.

"Setelah merebut medali perak Olimpiade, saya merasa apa cukup hanya sampai di sini? Saya berpikir harus ada orang yang melampaui prestasi saya dengan merebut medali emas (Olimpiade). Karena itulah saya kemudian membentuk sekolah panahan Lilies Handayani Srikandi Archery School (LH-SAS) di Surabaya." katanya. Sejak 1996, sekolah ini menam[pung anak-anak yang tertarik dengan olahraga panahan.

Lilies mengaku bahwa sebagian anak didiknya berasal dari keluarganya sendiri. "Anak-anak saya menjadi atlet panahan semua. Begitu pun beberapa atlet andal di tingkat nasional dan provinsi merupakan keponakan saya sendiri," kata Lilies yang juga bersuamikan pelatih nasional, Denny Trisyanto.

Salah seorang puterinya, Dellie Threesyadinda kini bahkan masuk dalam skuad Indonesia yang akan bertanding di Asian Games, Agustus mendatang.  Dellie pernah mencatat prestasi tinggi saat  meraih medali perak di Archery World Cup 2008 di Inggris.

"Menangani anak-anak sekarang berbeda dengan masa saya menajdi atlet dulu. Kita memang harus tegas terhadap perkembangan prestasi mereka, tetapi tidak bisa dengan cara keras atau bahkan kasar.  Bisa kabur mereka semua," katanya.

Meski tak lagi berperan sebagai pelatih, namun Lilies mencoba menularkan pengalamannya kepada puterinya. "Soal teknik dan taktik tentu dia sudah dapat dari pelatihnya, yaitu ayah dia sendiri dan timnya. Namun saya bisa  membagi pengalaman saya misalnya menghadapi saat-saat kritis karena  waktu yang panjang saat bertanding. Kapan kita bisa tiba-tiba drop dan bagaimana cara mengatasinya. Tentu saja kepada mamanya, dia kan lebih bisa  mengeluarkan perasaan atau kegalauannya," kata Lilies lagi.

https://olahraga.kompas.com/read/2018/07/25/23593898/lilies-handayani-tiga-generasi-srikandi

Terkini Lainnya

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Liga Lain
Shin Tae-yong Soal Kedalaman Skuad Garuda dan 'Burnout' Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Shin Tae-yong Soal Kedalaman Skuad Garuda dan "Burnout" Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Timnas Indonesia
Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Timnas Indonesia
Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Badminton
Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Timnas Indonesia
Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Kebobolan, Skor Sama Kuat 1-1

Live Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Kebobolan, Skor Sama Kuat 1-1

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-0: Ivar Jenner Cetak Gol Cantik, Garuda Unggul

Live Indonesia Vs Irak 1-0: Ivar Jenner Cetak Gol Cantik, Garuda Unggul

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Saling Rangkai Serangan, Tendangan Bebas Marselino Masih Lemah

Live Indonesia Vs Irak: Saling Rangkai Serangan, Tendangan Bebas Marselino Masih Lemah

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke