TOKYO, Kompas.com - Seorang pegawai sekolah asal Jepang yang baru saja menjuarai lomba marathon Boston mengatakan akan keluar kerja dan sepenuhnya menjadi pelari profesional.
Yuki Kawauchi, 31, mengatakan sesaat tiba di bandara Narita,"Mulai April tahun depan, saya akan mundur dari pekerjaan dan menjadi (pelari) pro. Saya akan menggunakan hadiah kemenangan saya untuk mewujudkan hal itu."
Kawauchi mendapat hadiah uang 150 ribu dolar AS (sekitar Rp 2.055 milyar) saat menjuarai lomba martahon Boston 2018. Ia menjadi atlet Jepang pertama yang menjadi juara sejak 1987, tahun kelahirannya.
Kemenangan Kawauchi mengagetkan komunitas marathon dunia. Boston marathon selama ini dianggap sebagai salah satu lomba terberat karena cuaca dingin yang kadang disertai angin kencang dan hujan.
Menurut Kawauchi, dengan menjadi pelari pro, ia akan dapat bersaing dengan para atlet utama dunia dan mempertajam catatan waktu terbaiknya, 2 jam 8 menit dan 14 detik.
Kesibukannya sebagai karyawan sekolah yang bertanggungjawab terhadap kegiatan sepoerti upacara atau pun kenaikan kelas telah membuatnya absen mengikuti lomba marathon dunia seperti paris dan Rotterdam.
"Kecuali mengubah lingkungan, saya sulit mencapai catatan waktu terbaik. Sebagai atlet lari Jepang, saya ingin bisa bersaing dengan pelari top dunia lainnya," kata Kawauchi.
"Saya menjadi saksi berkibarnya bendera Jepang di langit Boston. Tak ada bandingannya. saya sangat bahagia dan tak bisa digambarkan," ungkapnya.
Kawauchi memiliki saudara kandung yang juga seorang atlet lari jarak jauh. Selama ini Kawauchi bertugas di SMA Kuki yang terletak di wilayah Saitama di sebelah utara Tokyo.
https://olahraga.kompas.com/read/2018/04/19/21435898/berhenti-kerja-demi-lomba-marathon