JAKARTA, Kompas.com - Atlet-atlet nasional yang pernah berlaga di ajang Olimpiade mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang prestasi nasional dnegan cara masing-masing.
Di Jakarta, Selasa (13/02/2018), Ketua Indonesian Olympian Association (IOA) Yayuk Basuki bersama rombongan menemui Mdenpora Imam Nahrawi didampingi Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta dan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Mulyana.
Mantan Ratu Tenis Indonesia ini bermaksud melaporkan bahwa, IOA yang sekarang ia pimpin ingin menjadi mitra Kemenpora dalam turut serta mendongkrak prestasi atlet di Asian Games 2018. Ia melaporkan bahwa organisasi mantan atlet olimpiade ini telah menyelesaikan Munas dan menghasilkan kepengurusan baru 2018-2022 meneruskan kepengurusan terdahulu yang dipimpin Richard Sam Bera.
Dalam momentum kepengurusan baru yang bertepatan dengan tahun hajat besar Asian Games menjadi salah satu konsen IOA untuk berperan aktif mendukung kesuksesan Asian Games. "Pak Menteri, terima kasih kami diterima, kami kepengurusan baru ingin menjadi mitra Kemenpora dalam menyukseskan Asian Games," kata Yayuk yang juga anggota Komisi X DPR RI ini.
Yayuk pun menambahkan apresiasi yang tinggi bahwa dalam rangka sukses prestasi, Menpora tidak kenal lelah berkeliling mengunjungi Pelatnas cabang-cabang olahraga. Hal sebagai virus positif karena secara psikologis sangat mendongkrak semangat atlet untuk totalitas berjuang mengibarkan Merah Putih dan mengumandangkan Indonesia Raya.
"Kami menyampaikan apresiasi tinggi Pak Menteri selalu turun langsung mengunjungi Pelatnas, selain dapat mengetahui kondisi real di lapangan latihan, juga akan membanggakan para atlet karena merasa diperhatikan pemerintah. Zaman dulu, didatangi Sekjen KONI saja kita sebagai atlet bangganya setengah mati, apalagi didatangi Menteri, pasti makin bangga dan termotivasi," tambahnya.
Menpora sangat berterima kasih para atlet dan mantan atlet apalagi sekelas olimpian pasti merupakan figur yang dapat dijadikan contoh para penerusnya. Pengalamannya dapat dibagikan untuk memberi suntikan semangat bagaimana memperjuangkan prestasi demi harkat dan martabat bangsa.
"Terima kasih atas kenginan mulia Mbak Yayuk Basuki dan teman-teman IOA. Saya minta Pak Deputi IV segera menindak lanjuti, bagaimana konkritnya kemitraan yang dijalin. Saya berharap pengalaman para olimpian dapat ditularkan, menjadi pendamping, penyemangat/motivator para atlet yang akan berlaga di Asian Games. Untuk kunjungan ke Pelatnas selanjutnya saya minta selain didampingi dari Dokter Nutrisi dan LADI, juga didampingi para olimpian untuk berbagi pengalaman dan motivator," sambut Menpora. Hadir, Ketua IOA periode lalu Richard Sam Bera, Wakil Ketua IOA Krisna Bayu, Sekretaris Lukman Niode, Bendahara Ling Ling Agustin, Bendahara II Dedeh Erawati, Komisi Organisasi Anton Suseno.
Dalam bentuk dan jalur lain, para olimpian dari cabang bulu tangkis juga berusaha menularkan pengalaman mereka hingga mencapai ajang tertinggi dalam dunia olahraga tersebut. Para atlet bulu tangkis yang tergabung dalam Djarum Badminton All Stars berusaha membangkitkan gairah cinta olahraga dan kemauan mencapai prestasi puncak kepada para atlet muda bulu tangkis di banyak daerah.
Para atlet bulu tangkis masa lalu yang pernah tampil di Olimpiade seperti Eddy Hartono, Haryanto Arbi, Sigit Budiarto, Luluk Hadiyanto, Alvent Yulianto, Tri Kusharjanto, Meiliana Jauhari sampai peraih medali emas Olimpiade 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pekan lalu melakukan eksebisi ke Mataram, Lombok uantuk menemui para atlet-atlet bulu tangkis muda.
Luluk Hadiyanto yang pernah tampil bersama pasangannya, ALvent Yulianto di Olimpiade Beijing 2008 mengaku bisa tampil di Olimpiada membela negara memang berbeda dnegan fora lainnya. "Meski kalah, bisa tampil pada OLimpiade itu sepertiu kita sampai pada titik tertinggi dalam karir kita," kata Luluk. "Karena kita melihat para pesaing yang biasa kita temui pada turnamen lain pun memiliki motivasi yang berbeda."
Luluk mengaku setelah mengikuti Olimpiade ia berpikir tentang masa depannya setelah mengikuti Olimpiade. "Kebetulan saya mendapatkan beasiswa dan memilih menempuh pendidikan di FISP Universitas Indonesia. Dengan status sebagai pegawai negeri dan dengan tingkat pendidikan yang cukup, saya tak perlu khawatir dengan masa depan saya."
Peraih emas Olimpiade 2016, Liliyana Natsir mempunyai pandangan tersendiri soal medali yang diraihnya di Rio de Janeiro tersebut. "Sejak awal memang saya menempatkan medali emas Olimpiade sebagai incaran tertinggi dalam karir saya. Saya hampir mendapatkannya di Beijing 2008 (perak bersama Nova Widianto), tetapi Puji Tuhan bisa mendapatkannya bersama Owi pada 2016 lalu."
"Kalau mau jujur, sebenarnya saya merasa setelah mendapatkan medali emas Olimpiade saya tak lagi melihat tantangan. Kalau pun sekarang masih bermain dengan target mengejar medali emas Asian Games, saya hanya ingin membalas budi kepada negara dan berharap apa yang saya lakukan dapat memberi motivasi kepada para atlet muda untuk meraih prestasi tertinggi," kata Liliyana lagi.
https://olahraga.kompas.com/read/2018/02/14/11473441/ketika-para-olimpian-memotivasi-kebangkitan-olahraga-nasional