Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Juara Old dan Now Berbagi Ilmu Bulu Tangkis

MATARAM, Kompas.com -  Para peminat bulu tangkis di kota Mataram, Lombok mendapat kesempatan menimba ilmu bulu tangkis lewat Djarum Badminton All Star dan Coaching Clinic, 9-10 Februari 2018.

Tidak tanggung-tanggung para legenda bulu tangkis nasional era 1980-200-an seperti Lius Pongoh, Eddy Hartono, Sigit Budiarto, Haryanto Arbi, Luluk Hadiyanto, Alvent Julianto, Tri Kusharjanto, Meiliana Jauhari membagi teknik dan poengalaman mereka ketika masih aktif.  Pemaparan mereka diperkuat para pemain yang masih aktif dari pemain yunior seperti Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang merupakan juara Asian Junior Championships 2017 hingga juara dunia dan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Pada hari kedua, Sabtu (10/02/2018), GOR 17 Desember Turide, Mataram dipeunhi sekitar 100 pebulu tangkis muda Lombok. Mereka datang didampingi orang tua mau pun pelatih mereka yang memenuhi tribun GOR.

Menurut Lius Pongoh dari PB Djarum, materi coaching clinic yang diberikan akan  meliputi kebutuhan menyeluruh para pemain. "Kami bagi dalam beberapa kelompok usia, dari yang masih belum menguasai teknik  hingga yang sudah advance di usia 15 ke atas," kata Lius,  pemain nasional era 1970-1980-an.

Materi yang diberikan sejak teknik pemanasan dan pendinginan yang diberikan pelatih fisik PB Djarum, Reny Ardhianingrum hingga sesi penguasaan lapangan dan teknik bermain yang diberikan para pelatih serta pemain seperti Liliyana, Tontowi mau pun Rehan dan Siti Fadia.  "Memang seharusnya para calon atlet ini diberikan  dasar-dasar yang benar sejak  teknik pemanasan hingag nantinya penguasaan teknik dan strategi bermain," kata Lius lagi.

Pelatih lainnya, Luluk Hadiyanto  melihat ada  beberapa atlet muda yang sebenarnya memiliki kemampuan lebih dibandingkan yang lainnya. "Ada yang memiliki kelebihan dibandingkan lainnya seperti pemian yang  kidal," kata Luluk. "Hanya saja kita harus sadar, mungkin saja ia punya kelebihan di sini, tetapi kalau dibandingkan daerah lainnya -apalagi dari Jawa- mungkin ia biasa-biasa saja."

Karena itulah menurut Luluk, semua kembali kepada si anak dan juga orang tua mereka. "Orang tuanya harus punya  keyakinan tentang kemampuan anaknya serta  harapan dan impian yang jelas. Apakah ia ingin anaknya berporestasi setinggi mungkin atau hanya sekadar hobi. kalau pun ingin berprestasi, apakah hanya ingin tingkat lokal atau lebih dari itu, bahkan sampai  tingkat dunia," lanjutnya.

Dalam keterangan pers Jumat (09/02/2018), Program Director Bakti Olahraha Djarum Foundation Yoppy Rosimin menyebut coaching clinic diadakan untuk mengembangkan kemampuan pemain dan juga jajaran pelatih di wilayah Lombok. "Untuk melahirkan atlet dunia perlu usaha yang ulet bukan hanya dari si atletnya yang berlatih keras, tapi juga pengetahuan yang dimiliki oleh pelatihnya. Karena hal itu, Coaching Clinic ini diadakan untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan bermain bulutangkis antara atlet, pelatih, dan Legenda PB Djarum dengan para pelatih klub dan atlet muda bulutangkis yang ada di Mataram dan sekitarnya," ujar Yoppy Rosimin, saat jumpa pers di GOR Turide Mataram, Jumat (9/2).
 
“Dengan begitu, kehadiran Coaching Clinic ini diharapkan bisa semakin memicu potensi pebulutangkis di kota Mataram agar semakin berkembang dan menunjukkan prestasinya, baik di kancah daerah, nasional hingga mancanegara. Menjadi sebuah kebanggan bagi kita bila di masa depan nanti lahir pebulutangkis dunia yang berasal dari Mataram,” Yoppy Rosimin.

https://olahraga.kompas.com/read/2018/02/10/10343981/juara-old-dan-now-berbagi-ilmu-bulu-tangkis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke