BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kemenkominfo
Salin Artikel

Bertangan Satu, Pria Ini Pecahkan Rekor Renang ASEAN Para Games

Pada gelaran pesta olahraga untuk atlet difabel atau berkebutuhan khusus antarnegara se-Asia Tenggara itu, Guntur yang harus kehilangan tangan kirinya ini berhasil menyabet 3 emas pada cabang olahraga renang.

Lebih hebatnya lagi, pria kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, ini berhasil memecahkan 2 rekor pada ajang tersebut.

Guntur yang bertanding pada nomor 100 meter gaya dada SB8 berhasil mencatat waktu 1 menit 20,53 detik. Raihan ini lebih baik dari rekor APG 2015 Singapura, yakni 1 menit 22,10 detik yang juga dicatat atas namanya.

Adapun satu rekor lagi dia ciptakan pada nomor 50 meter gaya dada SB8 putra setelah menorehkan catatan waktu 36,78 detik. Angka itu lebih cepat dari capaian Nguyen Quang Vuong (Myanmar) pada 2011, yaitu 37,33 detik.

"Ini mahakarya Tuhan. Saya mungkin tak berada di sini jika kondisi fisik saya utuh," kata Guntur, seperti dimuat bolasport.com pada Selasa (19/9/2017).

Semua prestasi itu butuh kepercayaan diri, kerja keras, dan dukungan semua pihak yang membuat Guntur bisa seperti sekarang ini.

Terlebih lagi jika mengingat-ingat kejadian ketika ia harus kehilangan tangan kirinya 17 tahun silam atau tahun 2000. Saat itu, tangan kiri Guntur terkena kipas mesin kapal ketika sedang melaut bersama orangtuanya untuk mencari ikan.

"Saat mengetahui itu, seketika dunia serasa gelap, seolah kekurangan pada diri saya memupus segala harapan masa depan saya," kata pria berusia 34 tahun ini seperti termuat dalam Kemenpora.go.id, Kamis (21/9/2017).

Beruntung, kata dia, kedua orangtua, keluarga, dan kawan-kawannya tetap memberi semangat, terutama sahabatnya, Lamri, yang mengenalkan pada dunia paralimpiade, yaitu pertandingan olahraga dengan berbagai nomor untuk atlet difabel atau yang mengalami keterbatasan fisik dan mental.

Kemampuan renang Guntur tidak berkurang meski dia hanya mengandalkan ayunan tangan kanannya. Malah dengan satu tangan, pria yang bercita-cita menjadi pengusaha ini merasa bisa berenang lebih cepat dari sebelumnya kala memiliki dua tangan.

"Saya awalnya juga tidak percaya, kok dengan tangan satu malah saya lebih cepat berenang. Inilah yang membuat saya termotivasi untuk terus latihan, menunjukkan kepada semua orang bahwa dengan kekurangan juga bisa berprestasi, bisa menembus keberhasilan," ujarnya seperti dimuat Kompas.com, Rabu (20/9/2017).

Nah, selain Guntur, ada banyak atlet difabel nasional yang berhasil menggoreskan rekor baru pada APG 2017. Total ada 36 rekor baru dari tiga cabang olahraga, yakni angkat besi, renang, dan atletik yang berhasil diperbarui.

Sama seperti Guntur, beberapa atlet bahkan berhasil memecahkan lebih dari satu rekor. Mereka adalah Marinus Melianus Yowei dengan 3 rekor, Jendi Pangabean (2), Muhammad Samsi (2), Muhammad Bejita (2), Laura Aurelia Dinda (2). Lima orang ini juga atlet renang seperti halnya Guntur.

Adapun satu nama lagi dari cabang angkat besi putri, yakni Ni Nengah Widiashi. Perempuan asal Bali ini berhasil memecahkan dua rekor pada nomor 45 kilogram (kg) dan 86 kg.

Hadapi Asian Para Games 2018

Capaian positif tersebut kemudian menjadi modal berharga bagi Indonesia untuk menghadapi Asian Para Games 2018. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi bahkan yakin, para atlet difabel nasional akan sukses di gelaran yang akan berlangsung pada 6-13 Oktober 2018 tersebut.

"Para atlet akan bersiap menyongsong sukses berikutnya, yakni di Asian Para Games 2018. Menyiapkan diri kembali mengibarkan Merah Putih di Asian Para Games di Jakarta,” ujar Imam Nahrawi dalam artikel Kompas, Senin (25/9/2017).

Optimisme serupa juga dilontarkan Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun. Dia yakin, pada Asian Para Games 2018 nanti, pencapaian kontingan Indonesia akan lebih baik dari Asian Para Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.

Kata dia, posisi Indonesia sebagai tuan rumah memberikan keuntungan dan semangat tersendiri bagi para atlet difabel.

”Harapannya, naik dari posisi kesembilan ke kedelapan atau ketujuh,” ucap dia.

Pada Asian Para Games di Incheon, tim dari Indonesia berhasil mendapatkan 39 medali dari emas (9), perak (11), dan perunggu (18).

Indikasi bila atlet difabel nasional bisa bersaing pada level Asia sebenarnya bisa terlihat dari kemampuan mereka di APG 2017. Pelatih atletik difabel Abdul Aziz kemudian mencontohkan kalau raihan atlet difabel nasional pada cabang atletik sudah mendekati rekor Asian Para Games sebelumnya.

Nur Feri Pradana sendiri mengatakan siap berlatih lebih keras untuk memperbaiki catatan waktunya. Di nomor 400 m ASEAN Para Games, Ferry membukukan waktu 50,49 detik, sementara di nomor 100 m 11,14 detik.

Supaya bisa bersaing dalam Asian Para Games 2018, dia pun harus mempertajam catatan waktunya menjadi 49 detik pada nomor 400 m dan 10 detik pada nomor 100 m. ”Saya harus mendekati itu,” kata Ferry.

https://olahraga.kompas.com/read/2017/12/02/13562221/bertangan-satu-pria-ini-pecahkan-rekor-renang-asean-para-games

Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Bagikan artikel ini melalui
Oke