SEOUL, Kompas.com - Komite Olimpik Korea Selatan (KOC) kukuh pada keputsuan mereka untuk melarang mantan juara Olimpiade, Park Tae-hwan ikut berlomba di Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus mendatang.
Keputusan pelarangan ini mereka pertahankan meski Tae-hwan telah menjalani hukuman larangan berlomba selama 18 bulan karena terkena kasus doping.
Mereka berpegang kepada pertaruran yang menyebutkan atlet yang terkena kasus doping terkena hukuman tambahan tiga tahun sebelum dapat bergabung kembali dengan tim nasional.
Harapan Park Tae-hwan kini terletak pada pengadilan arbitrase olah raga (CAS). Kuasa hukum Park, Lee & Ko, berharap CAS akan mengambil keputusan pada awal Juli, sebelum batas waktu tanggal pemasukan nama atlet pada 18 Juli.
"Saya kira pengorbanan seorang atlet untuk menjadi contoh dari (kasus) doping ini sangat berlebihan," kata ayah Park Te-hwan, Park In-ho dala konferensi pers di Seoul.
Park Tae-hwan, bebas dari hukuman larangan berlomba selama 18 bulan pada Maret lalu setelah sebelumnya dinyatakan positif mengonsumsi testosterone pada ajang Asian Games Incheon 2014. Pada Olimpiade Beijing 2008, Tae-hwan menjadi pahlawan Korea saat merebut medali emas nomor 400 meter gaya bebas dan juga 1 medali perak. Di Olimpiade London 2012, Tae-hwan merebut dua medali perak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.