Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Richard Pernah Ingin Jadi "Debt Collector"

Kompas.com - 22/03/2016, 22:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalan hiduplah yang akhirnya membawa Richard Mainaky tidak bekerja sebagai penagih utang (debt collector) dan justru menjadi pelatih bertangan dingin yang menghasilkan banyak juara.

Richard beruntung lahir dari keluarga Mainaky. Keluarga asal Ternate ini memang penghasil pemain bulu tangkis nasional, seperti Richard, Rexy, Reony, Marleve, yang semuanya pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung.

Namun, ketika kariernya sebagai pemain berakhir, Richard mengaku berada di persimpangan jalan. Ia tidak tahu harus ke mana karena sejak kecil hidupnya dihabiskan di lapangan bulu tangkis.

"Saya sempat beniat menjadi debt collector, apalagi pada dasarnya saya ini orangnya memang temparamental, suka berkelahi," kata Richard dalam acara pemberian bonus kepada juara All England 2016 dari Djarum Fondation di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Dalam kondisi galau itulah, ia mendapat masukan dari pelatih senior Pelatnas Cipayung saat itu, Christian Hadinata. "Koh Chris bilang ke saya, 'Sudah tempat kamu itu di sini, menjadi pelatih. Kamu punya talenta untuk itu', kata koh Chris," kenang Richard.

Richard pun mengaku ia memang memiliki insting untuk melihat kemampuan seorang pemain. Mata jeli pelatih Richard Mainaky kembali membuahkan pasangan ganda campuran andal, Praveen Jordan/Debby Susanto.

Di bawah didikan tangan dingin Richard, Praveen/Debby akhirnya memetik hasil kerja keras mereka selama ini lewat gelar juara All England Superseries Premier 2016. Sebelumnya, Richard sudah menelurkan ganda campuran kelas dunia seperti Tri Kusharjanto/Minarti Timur, Flandy Limpele/Vita Marissa, Nova Widianto/Liliyana Natsir, serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Debby sudah lebih dulu menghuni Pelatnas Cipayung dan menjadi anak didik Richard sejak ia masih berpasangan dengan Muhammad Rijal. Bersama Rijal, Debby berhasil meraih medali emas SEA Games Myanmar 2013.

Sementara itu, perjalanan Praveen menjadi bagian tim nasional cukup berliku. Meskipun sempat mendulang medali perunggu ganda campuran yang di ajang Asia Junior Championships 2011 bersama Tiara Rosalia Nuraidah, Praveen belum dilirik pelatnas.

Ia pun berkonsentrasi di nomor ganda putra. Praveen mulai bersinar kala ia berpasangan dengan pemain senior Vita Marissa. Dia mampu bersaing dengan ganda campuran papan atas, termasuk mengalahkan pasangan terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

BADMINTONINDONESIA.ORG Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, mencium trofi juara All England 2016 yang didapat setelah mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, di Birmingham, Minggu (13/3/2016).

Potensi Praveen ternyata sudah dipantau oleh Richard. Pelatih asal Ternate ini kemudian menghubungi pelatih Praven di PB Djarum, yaitu Sigit Budiarto.

"Waktu itu saya bilang sama pelatihnya Praveen, sepertinya dia cocok main di ganda campuran. Coba tolong dibenahi dulu setahun lagi. Praveen ini terlalu nyentrik untuk langsung masuk pelatnas. Kita harus sabar-sabar menghadapi dia. Tetapi, biasanya pemain yang punya keistimewaan memang kepribadiannya agak nyentrik," tutur Richard dalam acara pemberian bonus kepada juara All England 2016 dari Djarum Fondation.

"Ternyata Praveen banyak kemajuannya dalam setahun itu, jadi langsung saya tarik ke pelatnas," tambah Richard.

Sementara itu, di mata Richard, di balik berbagai kekurangan seperti postur yang mungil, Debby mampu membuktikan dirinya layak diperhitungkan.

"Debby itu pekerja keras, dia rajin, disiplin, dan tidak pernah mengeluh. Dari sinilah bakat itu muncul. Saya sering bilang sama dia, kalau Debby tekun dan ikuti instruksi pelatih, pasti bisa," ucap Richard seperti dikutip badmintonindonesia.

"Beda Jordan dan Debby dalam hal latihan itu ibarat adanya second-wind. Jordan kadang butuh second-wind untuk memotivasi dirinya lagi saat latihan. Sementara itu, dengan Debby, pelatih butuh second-wind karena dia itu tidak ada capeknya. Dikasih porsi latihan apa saja dilahap."

Debby sendiri mengaku merasa lebih tenang bermain apabila didampingi Richard di pinggir lapangan. "Kalau ada Kak Richard, rasanya lebih pede."

Di final All England yang lalu, Richard berhalangan mendampingi anak didiknya karena harus mendampingi anak tunggalnya, Maria Natalia Kartika Mainaky (19), yang terbaring di rumah sakit. "Anak saya terkena semacam virus flu Singapura yang menimbulkan luka di tangan maupun rongga mulutnya," kata Richard.

Sembari mendampingi anaknya, Richard juga memberi masukan dengan melihat siaran langsung final All England. Di partai final, dengan melihat posisi berdiri Kristinna Pedersen, Richard langsung tahu pemain putri Denmark tersebut kehilangan kepercayaan diri. "Hal inilah yang saya minta untuk disampaikan ke Debby dan Jordan di lapangan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Liga Italia
Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Liga Italia
Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com